Faktor - Faktor Pengembangan Organisasi (Eksternal & Internal)
Lingkungan organisasi perusahaan terdiri dari:
·
Lingkungan Eksternal
·
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
·
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang
berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan
organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi mendapatkan input
(bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian
ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan
eksternal. Definisi lingkungan eksternal adalah sebagi berikut:
·
Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di
luar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck
Williams, 2001:51).
·
Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur
di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh
dalam pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62).
·
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur
yang berada di luar suatu organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu
(James A.F. Stoner,1996:66)
Lingkungan eksternal juga dapat dibagi menjadi
dua unsur, antara lain:
Menurut James A.F. Stoner :
Ø Unsur-unsur tindakan
langsung (direct action)
Ø Unsur-unsur tindakan
tak langsung (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
Ø Lingkungan ekstern
mikro
Ø Lingkungan ekstern
makro
Menurut Chuck Williams:
Ø Lingkungan khusus
Ø Lingkungan umum
Ø Lingkungan yang
berubah
Dari ketiga pendapat tersebut sebenarnya
mempunyai pengertian yang sama dalam pembagiannya, hanya Chuck Williams yang
menambahkannya dengan point ketiga lingkungan yang berubah. Jadi,
lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
Ø Lingkungan ekstern
mikro (unsur-unsur tindakan langsung atau lingkungan khusus)
Ø Lingkungan ekstern
makro (unsur-unsur tindakan tak langsung atau lingkungan umum)
Lingkungan Ekstern Mikro
Lingkungan ekstern mikro terdiri dari:
1.
Pelanggan (customers)
Pelanggan membeli produk barang dan jasa.
Perusahaan tidak dapat hidup tanpa dukungan pelanggan. Oleh karena itu, untuk
mencapai keberhasilan usahanya suatu perusahaan perlu mengamati perubahan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pengamatan reaktif dan proaktif merupakan
strategi dalam mengamati kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pengamatan reaktif
adalah memusatkan perhatian pada kecendrungan dan masalah pelanggan setelah
kejadian, misalnya mendengarkan keluhan pelanggan. Pengamatan proaktif terhadap
pelanggan adalah dengan memperkirakan kejadian, kecendrungan, dan masalah
sebelum hal itu terjadi (sebelum pelanggan mengeluh).
2.
Pesaing (Competitors)
Pesaing adalah perusahaan di dalam industri
yang sama dan menjual produk atau jasa kepada pelanggan. Seringkali perbedaan
antara keberhasilan dan kegagalan usaha tergantung pada apakah perusahaan
melakukan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing lain. Karena itu,
perusahaan harus melakukan analisis bersaing, yaitu menentukan siapa
pesaingnya, mengantisipasi pergerakan pesaing, serta memperhitungkan kekuatan
dan kelemahan pesaing.
3.
Pemasok (suppliers)
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan
bahan baku, tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain.
Terdapat hubungan saling ketergantungan antara pemasok dan perusahaan. Ketergantungan
perusahaan pada pemasok adalah pentingnya produk pemasok bagi perusahaan dan
sulitnya mencari sumber lain sebagai pengganti. Ketergantungan pemasok pada
perusahaan adalah suatu tingkat dimana perusahaan pembeli sebagai pelanggan
bagi pemasok dan sulitnya menjual produk kepada pembeli lain.
4.
Perwakilan-perwakilan Pemerintah
Hubungan organisasi dalam
perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin kompleks.
Peraturan-peraturan industri yang ditetapkan oleh perwakilan pemerintah ini
harus ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan, dan
pembatasan-pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat.
5.
Lembaga Keuangan
Organisasi-organisasi tergantung pada
bermacam-macam lembaga keuangan, seperti bank-bank komersial, bank-bank
instansi, dan perusahaan-perusahaan asuransi termasuk pasar modal. Lembaga
keuangan ini sangat dibutuhkan perusahaan untuk menjaga dan memperluas
kegiatan-kegiatannya seperti pendanaan untuk membangun fasilitas baru dan
membeli peralatan baru, serta pembelanjaan operasi-operasinya.
Lingkunan Ekstern Makro
Lingkungan ekstern makro terdiri dari :
1.
Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi
sebagian besar organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu keadaan
perekonomian yang sedang tumbuh, secara umum kemampuan daya beli masyarakat
untuk membeli suatu produk atau jasa meningkat. Akan tetapi, kondisi
perekonomian seperti itu tidak menjamin bahwa suatu perusahaan juga bertumbuh,
hanya menyediakan lingkungan yang mendorong terjadinya pertumbuhan usaha. Dalam
keadaan perekonomian yang lesu, daya beli masyarakat yang menurun, membuat
pertumbuhan usaha menjadi sulit. Sehingga para manajer perusahaan harus selalu
mengantisipasi variable-variabel ekonomi seperti kecendrungan inflasi, tingkat
suku bunga, kebijakan fiscal dan moneter, dan harga-harga yang ditetapkan oleh
pesaing.
2.
Teknologi
Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan
teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk masukan (input) menjadi keluaran
(output). Sehingga perubahan dalam teknologi dapat membantu perusahaan
menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan produknya dengan lebih
efisien. Akan tetapi prubahan teknologi juga dapat memberikan suatu ancaman
bagi perusahaan-perusahaan tradisional. Contohnya perusahaan fotocopy pada
awalnya memberi ancaman bagi perusahaan kertas karbon.
3.
Politik Hukum
Komponen politik/hukum adalah undang-undang,
peraturan, dan keputusan pemerintah yang mengatur perilaku usaha. Komponen
politik/hukum ini dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan.
Sehingga manajer tidak mungkin mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum maupun
peraturan yang ada di suatu negara, seperti perlakuan yang adil dalam
pembayaran gaji harus sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah.
4.
Sosial Budaya
Komponen sosial budaya merujuk kepada
karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan norma-norma umum dari
penduduk dalam suatu masyarakat tertentu. Pertama, perubahan karakteristik
demografi seperti, jumlah penduduk dengan keterampilan khusus, pertumbuhan atau
pengurangan dari golongan populasi tertentu, mempengaruhi cara perusahaan
menjalankan usahanya. Kedua, perubahan sosial budaya dalam perilaku, sikap, dan
norma-norma juga mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa suatu usaha.
Lingkungan yang Berubah
Setelah membahas komponen-komponen lingkungan
eksternal di atas, di sini akan dibahas mengenai perubahan-perubahan lingkungan
dan bagaimana cara memanfaatkan lingkungan yang berubah.
Perubahan lingkungan adalah angka kecepatan
dari perubahan lingkungan umum dan lingkungan khusus perusahaan. Perubahan ini
terdiri dari perubahan yang stabil, dimana angka perubahannya lambat, dan
perubahan dinamis, dimana angka perubahan lingkungan adalah cepat. Perusahaan
biasanya mengalami baik perubahan stabil maupun perubahan dinamis.
Kompleksitas Lingkungan adalah jumlah
faktor-faktor eksternal di dalam lingkungan yang mempengaruhi organisasi.
Lingkungan sederhana hanya memiliki sedikit faktor lingkungan, sedangkan
lingkungan kompleks mempunyai banyak faktor lingkungan.
Pengamatan terhadap perubahan dan kompleksitas
lingkungan membuat para manajer dapat memanfaatkan lingkungan yang berubah
dengan tiga langkah yaitu:
1.
Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan adalah meneliti
lingkungan terhadap kejadian atau masalah penting yang mungkin dapat
mempengaruhi suatu organisasi.
2.
Menerjemahkan faktor-faktor Lingkungan
Setelah mengamati, kemudian manajer menentukan
kejadian dan masalah lingkungan apa yang bermanfaat bagi organisasi. Biasanya
manajer menerjemahkan kejadian dan masalah sebagai ancaman atau kesempatan.
Jika menerjemahkan sebagai ancaman, maka ia akan berusaha melakukan suatu
langkah-langkah untuk melindungi perushaan. Jika manajer menerjemahkannya
sebagai kesempatan, maka mereka akan memanfaatkan kejadian tersebut dengan
mempertimbangkan strategi alternatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
3.
Menghadapi ancaman dan kesempatan
Setelah pengamatan dan menerjemahkannya
sebagai ancaman dan kesempatan, maka manajer melakukan suatu peta keterkaitan
(cognitive maps), merangkum hubungan yang didasari antara faktor-faktor
lingkungan dan kemungkinan tindakan organisasi. Dari berbekal informasi yang
dirangkum tersebut maka manajer dapat mengambil tindakan untuk mengurangi
dampak dari ancaman dan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan keuntungan.
Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah kejadian dan
kecendrungan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi manajemen, karyawan, dan
budaya organisasi. Budaya organisasi adalah nilai-nilai keyakinan, dan sikap
yang berlaku di antara anggota organisasi.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika berkenaan dengan pendapat benar dan
salah, atau berkenaan dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika
ini meruapakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan
sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang dianggap penting dalam
hidupnya.
Sedangkan tanggung jawab sosial berarti
manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan
keputusannya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini merupakan salah satu tugas
yang harus dilakukan oleh para manajer perusahaan untuk tujuan jangka panjang.
Faktor- Faktor Internal dan Eksternal
Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
pelabuhan sebagai faktor-faktor internal, tim pembuat rencana perlu memperhatikan
tiga unsur yaitu sumber-sumber daya (input), strategi berjalan (process)
dan kinerja (outputs). Pertimbangan atas kekuatan dan kelemahan organisasi
tidak lain adalah mengidentifikasi keunggulan perusahaan, kemampuan bersaing,
ketajaman strategi untuk memenangkan pertarungan dan pengelolaan sumber daya
yang tepat sehingga menjamin kelangsungan usaha.
Faktor peluang dan ancaman ditemukan dengan
memperhatikan perkembangan politik, ekonomi, sosial, teknologi, pendidikan, termasuk
juga stakeholder eksternal utamanya penyalur sumber-sumber daya
(langsung atau tidak langsung). Fokus perhatian tim hendaknya tidak hanya
ditujukan pada aspek negatif berupa ancaman, akan tetapi peluangpun harus mendapat
perhatian. Diperhitungkan pula sebagai stakeholder eksternal: pengguna jasa,
pelanggan, pendana, pembayar pungutan, regulator, dan lembaga terkait. Termasuk
dalam kategori eksternal adalah pesaing, kekuatan, persaingan, potensi menambah
kekuatan penting, serta semua kaki tangan atau jaringannya.
Interaksi segitiga antara misi, faktor-faktor
internal (organization) dan faktor-faktor eksternal (environment) dapat dilihat
pada gambar 2
Pada gambar 2 diatas faktor internal yang
sepenuhnya berada di bawah kendali manajemen yakni produk atau jasa, kemampuan
karyawan, struktir, organisasi, penelitian dan pengembangan, kapasitas, dan
teknologi. Faktor eksternal yang berada di luar kendali dan merupakan faktor
pengaruh akan datang yakni pasar, pesaing, regulasi, pemasok, sistem ekonomi,
teknologi, dan konsumen atau pengguna jasa. Analisis lingkungan internal dan
eksternal tetap dalam rangka mewujudkan misi.
Titik-titik pertemuan antara faktor-faktor internal
dan ekternal satu terhadap yang lain merupakan arah dari perumusan strategi.
Diagram yang terlihat pada gambar 2 dinamakan Strategy Matrix yang
menunjukkan bahwa perusahaan mengejar kombinasi terbaik yakni keterpaduan
kekuatan dengan peluang. Pertemuan kelemahan dengan peluang dan kekuatan dengan
ancaman patut dihindari dan titik temu kelemahan dengan ancaman adalah
pertemuan terburuk bahkan berbahaya.
Kekuatan dan kelemahan perusahaan dari Heizer
dan Render terdiri atas kebutuhan modal, kemampuan manajemen, kinerja, tingkat
laba, kapasitas/utilisasi, integral vertikal, keterampilan teknis, inovasi, dan
posisi pasar. Sedangkan peluang dan ancaman meliputi budaya, kependudukan,
ekonomi, politik/hukum, teknologi, publik terdiri dari investor, kreditor,
pemasok, distributor, pelanggan, tenaga kerja, dan para pesaing.
Dalam konteks perumusan strategi keunggulan
bersaing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
1.Kekuatan adalah kondisi internal yang
menjadi pendorong keberhasilan meraih posisi unggul menghadapi persaingan,
contohnya antara lain sumber daya manusia (profesional,
memiliki expertise, moralitas serta loyalitas tinggi), sumber daya
keuangan (kinerja dan ketersediaan dana investasi), sumber daya informasi
(teknologi informasi superior, memiliki network)
2. Kelemahan adalah kondisi internal yang
menghambat keberhasilan mencapai tujuan perusahaan contohnya antara lain
manajemen sumber daya manusia (sistem spoil, perilaku organisasi rigid)
3.Peluang adalah kondisi eksternal yang
menjadi pendorong keberhasilan perusahaan mewujudnyatakan misi, contohnya
antara lain pemerintahan (deregulasi, debirokratisasi), investor/pendana swasta
(pemberian Tax Holiday)
4. Ancaman adalah kondisi eksternal yang
menghambat keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan, contohnya antara lain
ekonomi (resesi global, tingkat inflasi tinggi), sosial (kemerosotan nilai
moral, pemakaian obat terlarang), teknologi (salah kelola)
Analisis pemetaan kekuatan dan kelemahan
internal, maupun peluang dan ancaman eksternal untuk industri jasa kepelabuhan
tentu tidak terbebas dari misi yang dinyatakan kepada stakeholders dan mandat
yang diterima dari pemerintah selaku shareholder.
Isu-Isu Stategis Faktor Eksternal dan Internal
Isu-isu strategis adalah pertanyaan yang
mendasar atau tantangan kritis yang memengaruhi mandat, misi, nilai, produk,
dan kualitas pelayanan. Perencanaan strategis terfokus pada hubungan serasih
antara perusahaan dan lingkungan. Memahami mandat dan lingkungan eksternal
berarti menampung dalam rencana masukan-masukan dari luar, dan memahami
nilai-nilai kebersamaan dengan lingkungan internal berarti masukan dari dalam
untuk perencanaan. Suatu perusahaan yang tidak merespons isu strategis akan
mendatangkan sesuatu yang tidak diinginkan berbentuk ancaman, kehilangan
peluang atau kedua-duanya.
Pengidentifikasian isu stategis dilakukan
secara mendasar dengan pendekatan direct approach terhadap mandat dan misi
organisasi, dan SWOT (Strenghs, Weaknesses, Oppurtunities, Threats). Sebagai
tindak lanjut dari pengidentifikasian, adalah mengelola isu-isu stategis di
mana diperlukan strategis yang perumusannya didasarkan pada hasil-hasil
analisis faktor-faktor eksternal dan internal. Matrix strategi seperti yang
terlihat dalam gambar 2.2 telah dikembangan menjadi Matrix SWOT atau TOWS
Matrix
Matrix SWOT yang dikembangkan Wheelen dan
Hunger tersusun seperti yang terlihat pada tabel 2.1.Baris horizontal
berisi Internal Factor Analysis Summary (IFAS), dan kolom vertikal
berisi External Factor Analysis Summary (EFAS). Pada Sel Strengths-Oppurtunities
(SO) diprogramkan strategi memanfaatkan peluang berkembang dengan
menggunakan kekuatan yang ada. Pada sel Weakness-Oppurtunities (WO)
diprogramkan strategi memanfaatkan peluang berkembang dengan mengatasi
kelemahan internal. Pada sel Strengths- Threats (ST) disusun stategi
memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman; pada sel Weakness-Threats (WT)
dibangun stategi memperkecil kelemahan dan pada saat yang sama menghindari
ancaman eksternal.
Pengidentifikasi terhadap isu-isu strategis
suatu organisasi atau bada usaha, dilakukan dengan melibatkan seluruh jajaran
organisasi atau setidaknya perwakilan dari semua level serta unit organisasi.
Upaya pengidentifikasi ini disebut juga scanning dalam rangka menyusun
corporate mapping (Bryson, 2004)
Pendekatan Analisis SWOT
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT,
yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana
dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas
adalah kotak faktor eksternal (peluang dan tantangan) sedangkan dua kotak
sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelamahan). Empat kotak
lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik
pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen
kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi
untuk bisa berkembang lebih cepat.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan
kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk Comparative Advantage
Divestment/Investment Damage Control Mobilization memperlunak
ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah
peluang.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan
organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan
pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak
dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya.
Pilihan keputusan yang diambil adalah melepas peluang yang ada untuk
dimanfaatkan organisasi lain atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi)
. Dengan kata lain, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Sel D: Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah
dari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan
ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang
besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari
yang diperkirakan. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Rekomendasi hasil analisa strategi.
Rekomendasi hasil
analisa strategi situasi dan prospektif yang harus di lakukan olah suatu
perusahaan setelah menentukan posisi diagram dari analisa strategi yang di
lakukan dengan Strategi pengembangan Sumber Daya Manusia atau
disingkat SDM perlu dilakukan di era globalisasi seperti sekarang ini.
Pengembangan SDM dilakukan untuk membentuk personal yang berkualitas dengan
keterampilan, kemampuan kerja, dan loyalitas kerja kepada suatu perusahaan
ataupun organisasi. Strategi pengembangan SDM tidak hanya melalui pendidikan
dan pengembangan keterampilan, namun ada banyak cara untuk mengembangkannya.
Ada beberapa strategi yang dapat dipelajari oleh perusahaan dalam
mengembangkan dan menemukan SDM yang dibutuhkan. Berikut ini beberapa strategi
yang bisa dipelajari oleh perusahaan dalam mewujudkan SDM sesuai dengan
kebutuhan dan target perusahaan ke depannya.
Pelatihan
Pelatihan dapat dilakukan dengan mengembangkan individu dalam bentuk
peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap. Pelatihan tidak hanya berguna
untuk karyawan, tapi juga perusahaan. Di mana, perusahaan tidak akan berkembang
jika karyawannya tidak memiliki keterampilan dan minat kerja yang tinggi.
Melalui pelatihan inilah, perusahaan dapat menggali potensi karyawannya
dengan mengembangkan keterampilan yang mereka miliki. Dengan begitu, setiap
perusahaan yang menerapkan pelatihan pada karyawannya akan menghasilkan SDM
yang berkualitas.
Pendidikan
Pengembangan SDM melalui pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan
kemampuan kerja, dalam arti pengembangan yang bersifat formal dan berkaitan
dengan karir mereka. Setiap karyawan membutuhkan pendidikan untuk mengatasi
berbagai permasalahan pada pekerjaan mereka dengan mudah karena pendidikan
mengajarkan langkah dan cara yang digunakan dalam mengatasi permasalahan
tersebut.
Pembinaan
Pembinaan dapat dilakukan dengan mengatur dan membina manusia sebagai sub-sistem
organisasi melalui program-program perencana dan penilaian, seperti manpower
planning, performance appraisal, job analytic, job
classification, dan lain-lain. Hal semacam ini pastinya dapat menjadi
strategi jitu dalam menghasilkan SDM yang sama berkualitasnya dengan jenis
strategi lain.
Recruitment
Recruitment dapat dilakukan untuk memperoleh SDM sesuai klasifikasi
kebutuhan perusahaan sebagai salah satu alat organisasi dalam pembaruan dan
pengembangan. Strategi ini bisa dilakukan oleh perusahaan dalam menilai calon
karyawannya untuk menjadi bagian dari suatu perusahaan.
Perubahan Sistem
Perubahan sistem dilakukan untuk menyesuaikan sistem dan prosedur
organisasi sebagai jawaban untuk mengantisipasi ancaman dan peluang faktor
eksternal. Selain itu, sistem juga mendukung berjalannya aktivitas atau
operasional perusahaan.
Kesempatan
Memberikan kesempatan pada karyawan untuk menyalurkan ide dan gagasannya.
Dengan begitu, karyawan akan lebih berkontribusi dalam mengembangkan
perusahaan. Hal ini juga bisa membuat karyawan merasa lebih dihargai dan dapat
membuat mereka lebih berkembang.
Penghargaan
Memberikan penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi merupakan salah
satu strategi pengembangan SDM. Dengan begitu, karyawan lain akan termotivasi
untuk menjadi lebih baik, dan berdampak besar dalam perkembangan perusahaan.
Itulah beberapa strategi yang bisa Anda lakukan dalam pengembangan SDM.
Dengan SDM yang berkualitas, Anda dapat mengembangkan bisnis dengan lebih mudah
dan nyaman. Namun, untuk mengembangkan bisnis, Anda juga membutuhkan strategi
bisnis yang tepat. Cobalah buat strategi dengan melihat laporan keuangan
perusahaan Anda.
Dengan memiliki laporan keuangan yang akurat, Anda dapat membuat strategi
tepat untuk mengembangkan bisnis. Jika Anda merasa kesulitan untuk
memiliki laporan keuangan yang akurat, cobalah buat laporan keuangan
menggunakan bantuan software akuntansi. Dengan ini Anda tidak
perlu kerepotan dan kebingungan membuat laporan keuangan.
No comments:
Post a Comment