Monday, August 3, 2020

efektifitas implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekanbaru (ditinjau dari indikator input, pengolahan, & output)


Setelah Anda membaca jurnal berjudul, “PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH”, maka:

1.    Jelaskan, bagaimanakah efektifitas implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekanbaru (ditinjau dari indikator input, pengolahan, & output).

Jawab :

Ø  Input

Dalam sub sistem input ini dikumpulkan data masukan dari SKPD-SKPD di lingkungan pemerintah Kota Pekanbaru maupun bidang-bidang kerja yang berada di internal BKD. BKD sebagai instansi pelaksana dari SIMPEG berkewajiban untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan data kepegawaian dari masing-masing SKPD. Sedangkan untuk mengetahui bahwa suatu sistem itu merupakan sistem informasi yang baik, dapat dilihat dari informasi yang masuk ke dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM). Informasi yang dihasilkan itu harus merupakan informasi yang tepat, dalam hal ini informasi itu harus memenuhi kualitas informasi.

Ø  Pengolahan

Pada tahap pengolahan data di dalam database ini akan sangat mengacu pada sistem software dan hardware yang efektif sehingga memperoleh output sesuai dengan kebutuhan. Setelah data-data input diproses, kemudian informasi dihasilkan dan diberikan kepada perangkat output.

Ø  Output

Output merupakan suatu hasil dari proses perjalanan informasi untuk kemudian digunakan dalam rangka memberikan informasi yang berguna bagi pelaksanaan fungsi BKD dalam menjalankan manajemen dan pelayanan kepegawaian. Output dari  SIMPEG ini nantinya juga digunakan sebagai sumber informasi guna pengambilan keputusan di bidang kepegawaian. Dimana wujud dari pelaksanaan SIMPEG di BKD ini adalah Surat-surat Keputusan, Informasi Kepegawaian, rekapitulasi PNS, Bizzeting, Daftar Urut Kepegawaian, Analisa Baperjakat dan banyak lagi informasi yang dihasilkan untuk digunakan sebagai sumber informasi baik bagi pelaksanan tugas intern BKD Pekanbaru sendiri maupun untuk stakeholders. Untuk mengetahui bahwa informasi yang dihasilkan tersebut merupakan informasi yang memenuhi kulitas informasi maka karakteristik untuk mengidentifikasi sistem informasi yang berkualitas dapat dilihat dari beberapa elemen. Pertama, output data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hard-copy dan soft-copy. Media yang digunakan untuk output data dalam bentuk hardcopy adalah printer dan disimpan juga di dalam program SIMPEG sebagai soft-copy yang dapat diakses kembali bilamana diperlukan.

2.    Jelaskan beberapa kendala/ hambatan yang dihadapi dalam implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekanbaru tersebut!

Jawab :

Terdapat beberapa hambatan yang di- hadapi oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru. Hambatan-hambatan tersebut terkait dengan pelaksanaan SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru:

a.       Belum terbangun jaringan yang baik.

Jaringan merupakan salah satu komponen penting yang dapat memberikan perubahan dalam pengakse-san informasi dan data-data pegawai. Dengan adanya jaringan, maka proses penyampaian informasi dan data pegawai dapat tercapai dengan cepat. Dalam implementasi pelaksanaan SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru, terdapat kendala pada jari- ngan internet yang dipakai. Jaringan internet yang digunakan subbagian data untuk mengakses SIMPEG sering terputus. Hal ini dirasakan la- ngsung peneliti ketika diperlihatkan tentang aplikasi SIMPEG oleh salah satu pegawai di Subbagian Data dan Informasi. Pada saat itu, peneliti menemukan bahwa koneksi internet terputus sehingga Subbagian Data tidak dapatmengakses SIMPEG.

b.      Kurangnya jumlah tenaga pengelola SIMPEG.

Sumber Daya Ma-nusia merupakan faktor utama dalam keberha-silan suatu sistem, karena segala sesuatu faktordan komponen dikendalikan oleh sumber dayamanusia. Pegawai pada Kasubbid Data dan Informasi merupakan sumber daya manusia yang mengelola dan mengolah data pegawai melalui SIMPEG secara langsung. Pegawai yang me- ngelola SIMPEG secara langsung ini hanya ber- jumlah tiga orang. Pengelola data pegawai yang jumlahnya sangat banyak tidak bisa dikelola hanya oleh tiga orang pegawai saja karena tugas pengelolaan data itu dimulai dari pengumpulan, pemasukan, pengelolaan, sampai dengan pe- nyajian data kepada user. Tugas-tugas tersebut merupakan tugas yang cukup berat maka di- butuhkan penambahan jumlah pegawai pegelola SIMPEG agar pengelolaan SIMPEG berjalan dengan baik.

c.       Lemahnya perangkat pendukung.

Salah satu hambatan dalam pelaksanaan SIMPEG adalah masih sering terjadi permasa- lahan pada perangkat pendukung dalam pengelolaan SIMPEG. Perangkat pendukung yang dimaksud adalah hardware serta keterse- diaan server. Dalam implementasi SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru, unit komputer yang digunakan untuk mengelola SIMPEG belum mengikuti teknologi terkini. Hal ini menjadi hambatan dalam proses pengelolaan SIMPEG karena sering terjadi error.

d.      Kurangnya sosialisasi dan pelatihan.

SIMPEG berbasis web merupakan program baru yang diterapkan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru. Karena program ini masih tergolong baru, diperlukan adanya sosialisasi dan pelatihhan kepada seluruh pegawai agar dapat menggunakan SIMPEG sesuai de- ngan kewenangannya masing-masing. Kenyata- annya sosialisasi dan pelatihan mengenai SIM- PEG masih sesekali dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru dan hal tersebut baru terbatas kepada Kasubag di masing-masing SKPD. Padahal penerapan SIMPEG ini wajib dipahami oleh seluruh pegawai.

3.    Jelaskan, beberapa solusi yang bisa Anda berikan guna mengatasi kendala/ hambatan yang dihadapi dalam implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekanbaru tersebut (ditinjau dari Ilmu Administrasi Negara)!

Jawab :

Ada beberapa solusi yang bisa saya berikan guna mengatasi kendala/ hambatan yang dihadapi dalam implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekan baru yaitu :

·           Masalah belum terbangunnya jaringan yang baik, untuk itu kita perlu membangun jaringan internet yang dapat mendukung kelancaran pengeolahan simpeg agar dapat berjalan dengan baik.

·           Masalah kurangnya jumlah tenaga pengelola SIMPEG, untuk itu kita perlu SDM untuk menambah jumlah tenaga pengelola simpeg.

·           Masalah lemahnya perangkat pendukung, ini juga perlu di perhatikan karena sangat berpengaruh terhadap jalannya berbagai kegiatan yang ada, dengan itu kita perlu menyediakan perangkat – perangkat yang di butuhkan.

·           Masalah kurangnya sosialisasi dan pelatihan, setelah kita menambah SDM kita perlu banyak – banyak sosialisasi serta pelatihan agar dapat memberikan SDM atau tenaga pengelola SIMPEG yang berkualitas.


No comments:

Post a Comment