Setelah Anda membaca jurnal
berjudul, “PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH”, maka:
1.
Jelaskan, bagaimanakah
efektifitas implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekanbaru (ditinjau dari
indikator input, pengolahan, & output).
Jawab :
Ø Input
Dalam sub sistem input ini dikumpulkan data
masukan dari SKPD-SKPD di lingkungan pemerintah Kota Pekanbaru maupun
bidang-bidang kerja yang berada di internal BKD. BKD sebagai instansi pelaksana
dari SIMPEG berkewajiban untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan data
kepegawaian dari masing-masing SKPD. Sedangkan untuk mengetahui bahwa suatu
sistem itu merupakan sistem informasi yang baik, dapat dilihat dari informasi
yang masuk ke dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM). Informasi yang dihasilkan
itu harus merupakan informasi yang tepat, dalam hal ini informasi itu harus
memenuhi kualitas informasi.
Ø Pengolahan
Pada tahap pengolahan data di dalam database
ini akan sangat mengacu pada sistem software dan hardware yang efektif sehingga
memperoleh output sesuai dengan kebutuhan. Setelah data-data input diproses,
kemudian informasi dihasilkan dan diberikan kepada perangkat output.
Ø Output
Output merupakan suatu hasil dari proses
perjalanan informasi untuk kemudian digunakan dalam rangka memberikan informasi
yang berguna bagi pelaksanaan fungsi BKD dalam menjalankan manajemen dan
pelayanan kepegawaian. Output dari
SIMPEG ini nantinya juga digunakan sebagai sumber informasi guna
pengambilan keputusan di bidang kepegawaian. Dimana wujud dari pelaksanaan
SIMPEG di BKD ini adalah Surat-surat Keputusan, Informasi Kepegawaian,
rekapitulasi PNS, Bizzeting, Daftar Urut Kepegawaian, Analisa Baperjakat dan
banyak lagi informasi yang dihasilkan untuk digunakan sebagai sumber informasi
baik bagi pelaksanan tugas intern BKD Pekanbaru sendiri maupun untuk stakeholders. Untuk mengetahui bahwa
informasi yang dihasilkan tersebut merupakan informasi yang memenuhi kulitas
informasi maka karakteristik untuk mengidentifikasi sistem informasi yang
berkualitas dapat dilihat dari beberapa elemen. Pertama, output data dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu hard-copy dan
soft-copy. Media yang digunakan untuk
output data dalam bentuk hardcopy adalah
printer dan disimpan juga di dalam program SIMPEG sebagai soft-copy yang dapat diakses kembali bilamana diperlukan.
2.
Jelaskan beberapa kendala/
hambatan yang dihadapi dalam implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekanbaru
tersebut!
Jawab :
Terdapat beberapa hambatan yang di- hadapi oleh Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kota Pekanbaru. Hambatan-hambatan tersebut terkait dengan
pelaksanaan SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru:
a. Belum terbangun jaringan yang baik.
Jaringan merupakan salah satu
komponen penting yang dapat memberikan perubahan dalam pengakse-san informasi
dan data-data pegawai. Dengan adanya jaringan, maka proses penyampaian
informasi dan data pegawai dapat tercapai dengan cepat. Dalam implementasi
pelaksanaan SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pekanbaru, terdapat
kendala pada jari- ngan internet yang dipakai. Jaringan internet yang digunakan
subbagian data untuk mengakses SIMPEG sering terputus. Hal ini dirasakan la-
ngsung peneliti ketika diperlihatkan tentang aplikasi SIMPEG oleh salah satu
pegawai di Subbagian Data dan Informasi. Pada saat itu, peneliti menemukan
bahwa koneksi internet terputus sehingga Subbagian Data tidak dapatmengakses
SIMPEG.
b. Kurangnya jumlah tenaga pengelola SIMPEG.
Sumber Daya Ma-nusia merupakan
faktor utama dalam keberha-silan suatu sistem, karena segala sesuatu faktordan
komponen dikendalikan oleh sumber dayamanusia. Pegawai pada Kasubbid Data dan
Informasi merupakan sumber daya manusia yang mengelola dan mengolah data
pegawai melalui SIMPEG secara langsung. Pegawai yang me- ngelola SIMPEG secara
langsung ini hanya ber- jumlah tiga orang. Pengelola data pegawai yang
jumlahnya sangat banyak tidak bisa dikelola hanya oleh tiga orang pegawai saja
karena tugas pengelolaan data itu dimulai dari pengumpulan, pemasukan,
pengelolaan, sampai dengan pe- nyajian data kepada user. Tugas-tugas tersebut
merupakan tugas yang cukup berat maka di- butuhkan penambahan jumlah pegawai
pegelola SIMPEG agar pengelolaan SIMPEG berjalan dengan baik.
c. Lemahnya perangkat pendukung.
Salah satu hambatan dalam pelaksanaan
SIMPEG adalah masih sering terjadi permasa- lahan pada perangkat pendukung
dalam pengelolaan SIMPEG. Perangkat pendukung yang dimaksud adalah hardware
serta keterse- diaan server. Dalam implementasi SIMPEG di Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kota Pekanbaru, unit komputer yang digunakan untuk mengelola
SIMPEG belum mengikuti teknologi terkini. Hal ini menjadi hambatan dalam proses
pengelolaan SIMPEG karena sering terjadi error.
d. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan.
SIMPEG berbasis web merupakan
program baru yang diterapkan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Pekanbaru. Karena program ini masih tergolong baru, diperlukan adanya
sosialisasi dan pelatihhan kepada seluruh pegawai agar dapat menggunakan SIMPEG
sesuai de- ngan kewenangannya masing-masing. Kenyata- annya sosialisasi dan
pelatihan mengenai SIM- PEG masih sesekali dilakukan oleh Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kota Pekanbaru dan hal tersebut baru terbatas kepada Kasubag di
masing-masing SKPD. Padahal penerapan SIMPEG ini wajib dipahami oleh seluruh
pegawai.
3.
Jelaskan, beberapa solusi yang
bisa Anda berikan guna mengatasi kendala/ hambatan yang dihadapi dalam
implementasi SIMPEG pada BKD Kota Pekanbaru tersebut (ditinjau dari Ilmu
Administrasi Negara)!
Jawab :
Ada beberapa solusi yang bisa saya
berikan guna mengatasi kendala/ hambatan yang dihadapi dalam implementasi
SIMPEG pada BKD Kota Pekan baru yaitu :
·
Masalah belum terbangunnya jaringan yang baik, untuk itu
kita perlu membangun jaringan internet yang dapat mendukung kelancaran
pengeolahan simpeg agar dapat berjalan dengan baik.
·
Masalah kurangnya jumlah tenaga pengelola SIMPEG, untuk
itu kita perlu SDM untuk menambah jumlah tenaga pengelola simpeg.
·
Masalah lemahnya perangkat pendukung, ini juga perlu di
perhatikan karena sangat berpengaruh terhadap jalannya berbagai kegiatan yang
ada, dengan itu kita perlu menyediakan perangkat – perangkat yang di butuhkan.
·
Masalah kurangnya sosialisasi dan pelatihan, setelah kita
menambah SDM kita perlu banyak – banyak sosialisasi serta pelatihan agar dapat
memberikan SDM atau tenaga pengelola SIMPEG yang berkualitas.
No comments:
Post a Comment