Ilmu dalam Islam merupakan pengetahuan
mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh dari para ilmuwan muslim atas persoalan-persoalan
duniawī dan ukhrāwī dengan berlandaskan kepada wahyu Allah. Pengetahuan ilmiah diperoleh
melalui indra, akal, dan hati/intuitif yang bersumber dari alam fisik dan alam metafisik. Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang tidak
dapat dipahami dari kehidupan kita sebagai manusia. Ilmu Pengetahuan mencakup semua
hal yang ada di Alam Semesta yang mana semuanya adalah ciptaan Allah SWT. Ilmu pengetahuan
tidak bisa lepas dari perkembangan dan perkembangan manusia di muka bumi ini. Hal
ini berkaitan dengan ilmu itu sendiri yang penting dalam peradaban manusia. Demikian
pula Al-Quran yang merupakan sumber ilmu dan pedoman hidup bagi umat manusia. Kedudukan
Ilmu Menurut Islam, Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam
, hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Qur’an yang memandang orang berilmu dalam
posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan
bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam Al qur’an , kata ilmu dan
kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam
sebagaimana tercermin dari al-Qur’an sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan
dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan
oleh Dr Mahadi Ghulsyani sebagai berikut ; Salah satu ciri yang membedakan Islam
dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran
dan Al –sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan
,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi Allah Swt
berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan)
orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ayat di atas dengan jelas menunjukan
bahwa orang yang beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi.
Secara umum ilmu dalam Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yang
meliputi; metafisika menempati posisi tertinggi, disusul kemudian oleh matematika,
dan terakhir ilmu-ilmu fisik. Melalui tiga kelompok ilmu tersebut, lahirlah berbagai
disiplin ilmu pengetahuan, misalnya; dalam ilmu-ilmu metafisika (ontologi, teologi,
kosmologi, angelologi, dan eskatologi), dalam ilmu-ilmu matematika (geometri, aljabar,
aritmatika, musik, dan trigonometri), dan dalam ilmu-ilmu fisik (fisika, kimia,
geologi, geografi, astronomi, dan optika).
Dalam perkembangan berikutnya, seiring
dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan, dan untuk tujuan-tujuan praktis,
sejumlah ulama berupaya melakukan klasifikasi ilmu. Al-Ghazālī membagi ilmu menjadi
dua bagian; ilmu fardlu ‘ain dan ilmu fardlu kifāyah.23 Ilmu fardlu ‘ain adalah
ilmu yang wajib dipelajari setiap muslim terkait dengan tatacara melakukan perbuatan
wajib, seperti ilmu tentang salat, berpuasa, bersuci, dan sejenisnya. Sedangkan
ilmu fardlu kifāyah adalah ilmu yang harus dikuasai demi tegaknya urusan dunia,
seperti; ilmu kedokteran, astronomi, pertanian, dan sejenisnya. Dalam ilmu fardlu
kifāyah tidak setiap muslim dituntut menguasainya. Yang penting setiap kawasan ada
yang mewakili, maka kewajiban bagi yang lain menjadi gugur.
Besarnya perhatian Islam terhadap
ilmu pengetahuan, menarik perhatian Franz Rosenthal, seorang orientalis, dengan
mengatakan:”Sebenarnya tak ada satu konsep pun yang secara operatif berperan menentukan
dalam pembentukan peradaban Islam di segala aspeknya, yang sama dampaknya dengan
konsep ilmu. Hal ini tetap benar, sekalipun di antara istilah-istilah yang paling
berpengaruh dalam kehidupan keagamaan kaum muslimin, seperti “tauhîd” (pengakuan
atas keesaan Tuhan), “al-dîn” (agama yang sebenar-benarnya), dan banyak lagi kata-kata
yang secara terus menerus dan bergairah disebut-sebut. Tak satupun di antara istilah-istilah
itu yang memiliki kedalaman dalam makna yang keluasan dalam penggunaannya, yang
sama dengan kata ilmu itu.Tak ada satu cabangpun dalam kehidupan intelektual kaum
muslimin yang tak tersentuh oleh sikap yang begitu merasuk terhadap “pengetahuan”
sebagai sesuatu yang memiliki nilai tertinggi, dalam menjadi seorang muslim. Penjelasan-penjelasan
al-Qur’ān dan al-Hadīts di atas menunjukkan bahwa paradigma ilmu dalam Islam adalah
teosentris. Karena itu, hubungan antara ilmu dan agama memperlihatkan relasi yang
harmonis, ilmu tumbuh dan berkembang berjalan seiring dengan agama. Karena itu,
dalam sejarah peradaban Islam, ulama hidup rukun berdampingan dengan para ilmuwan.
Bahkan banyak ditemukan para ilmuwan dalam Islam sekaligus sebagai ulama. Misalnya,
Ibn Rusyd di samping sebagai ahli hukum Islam pengarang kitab Bidāyah al-Mujtahīd,
juga seorang ahli kedokteran penyusun kitab al-Kullīyāt fī al-Thibb. Apa yang terjadi
dalam Isla
Resume kelompok 2
" Sumber-Sumber Ilmu
Pengetahuan dalam Islam "
Islam mengajarkan bahwa Allah SWT merupakan
sumber dan segala sesuatu. Ilmu dan Kekuasaan-Nya meliputi bumi dan langit yang
nyata maupun gaib, dan tidak ada segala sesuatupun yang luput dari pengawasaan-Nya.
Sumber ilmu primer dalam epistimologi
Islam adalah wahyu yang diterima oleh Nabi yang berasal dari Allah SWT, sebagai
sumber dari segala sesuatu. Al-Wahyu atau wahyu merupakan masdar (infinitive) yang
memberikan dua pengertian dasar, yaitu tersembunyi dan cepat.
Pengertian wahyu
secara etimologi meliputi;
1. Ilham
sebagai bawaan dasar manusia
2. Ilham
berupa naluri pada binatang
3. Isyarat
yang cepat menurut rumus dan kode.
4. Bisikan
dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri manusia,
serta
5. Apa
yang disampaikan Allah kepada para malaikatnya berupa suatu perintah untuk dikerjakan.
Namun, Makna wahyu sebagai istilah adalah
“Kalam Allah yang diturunkan kepada
seorang nabi”. Definisi ini menggunakan pengetian Maf’ul, yaitu al-muha
yang berarti diwahyukan. Oleh karena itu, penjelasan mengenai sumber ilmu dalam
epistimologi Islam
ditekankan kepada; Pertama, Kalam Allah, berupa kitab suci Al Qur’an. Kedua, Nabi
atau Rasulullah sebagai penerima wahyu, dalam hal ini merujuk kepada hadits, yaitu
segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah SAW, baik ucapan, perbuatan, maupun
ketetapan yang berhubungan dengan hukum atau ketentuan-ketentuan Allah SWT yang
disyariatkan kepada manusia.
Sumber-Sumber Ilmu Dalam Islam ada 4 yaitu:
1. Al-Quran
Al Qur’an
sebagai sumber ilmu di jelaskan melalui ayat-ayat yang menyatakan bahwa al Qur’an
merupakan petunjuk bagi manusia dan alam semesta yaitu dalam surat AtTakwir Ayat
27, Al Furqon ayat 1, dan Al Baqorah ayat 185. Al Qur’an juga merupakan Dustur Universal
yang menjelaskan segala seuatu karena dia di sifati dzat yang menurunkannya, yaitu
Rabb Semesta Alam. Seperti yang dikemukakan diatas bahwa salah satu pembuktian tentang
kebenaran al-Quran adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang diiisyaratkan.
2. Hadis
Sunnah
merupakan sumber bagi da’wah dan bimbingan bagi seorang muslim, sunnah juga merupakan
sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang dibutuhkan umat
manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka ataupun melengkapi
pengetahuan eksperimental mereka. Sebagai sumber ilmu pengetahuan kedua, hadis atau
sunnah telah menjadi faktor pendukung utama kemajuan ilmu pendidikan.
3. Akal
dan Qalb
Dari
pengertian etimologi tersebut maka ‘aql dan qalb disimpulkan memiliki fungsi kognisi
dan afeksi karena keduaanya mampu melakukan aktivitas berpikir sekaligus merasa.
Secara khusus, bahasa Arab mengaitkan akal dengan kemampuan seseorang untuk mengekang
hawa nafsunya, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kita menjumpai pengertian akal
secara negatif, yaitu ketika dipergunakan untuk memperdaya orang.
4. Indra
Al Qur’an
mengajak manusia untuk menggunakan indra dan akal sekaligus dalam pengalaman manusia,
baik yang bersifat fisik maupun metafisik karena indra dan akal saling menyempurnakan.
Ali Abdul Azhim berpendapat bahwa kedua sumber ilmu tersebut tidak terpisah dan
berdiri sendiri-sendiri sebagaimana pemahaman mazhab empirisme dan rasionalisme.
No comments:
Post a Comment