PENGANGKATAN, PENEMPATAN DAN PENGEMBANGAN MSDM
OLEH :
KELOMPOK 5
1. NURMAYANTI
2. RAHMISA
3. DELFI SULFITRI
4. ROYYAN FREDY PUTRA
5. ZULFIKAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN
AJARAN 2019
PENGANGKATAN MSDM
Pengangkatan karyawan merupakan penempatan
karyawan pada suatu jabatan atau pekerjaan baru. Prinsip pengangkatan adalah
mempertimbangkan efektivitas, peraturan ketenagakerjaan dan
menghindari separation.
Pengangkatan dilakukan setelah calon karyawan
lulus dalam seleksi dan ditempatkan pada unit yang sesuai dengan kualifikasi
yang dimilikinya.
Jenis Pengangkatan
Ada 4 jenis pengangkatan karyawan yakni:
1. Staffing karyawan baru
2. Promosi
3. Transfer, dan
4. Demosi
PROGRAM INDUKSI
Kapan saat pelaksanaan program induksi? Tahap
induksi dilaksanakan pada karyawan sudah diterima di sebuah perusahaan. Program
induksi meliputi 3 macam proses yakni:
· Proses pengenalan (Orientasi)
· Proses supervisi awal
· Proses penyesuaian dengan perusahaan
Periode induksi biasanya berlangsung selama
masa induksi sesuai dengan level jabatan (biasanya selama periode 3 bulan).
Tujuan Program Induksi
Terdapat beberapa tujuan diadakannya program
induksi oleh perusahaan, diantaranya yakni:
ü Membentuk sikap yang baik terhadap
kebijakan perusahaan,
ü Mengatasi rasa canggung
bagi karyawan baru,
ü Mempercepat proses
integrasi pekerja baru mengatasi rasa canggung,
ü Membantu menimbulkan
semangat karyawan baru,
ü Menimbulkan rasa memiliki
atas organisasi,
ü Menimbulkan kesadaran mengenai
lingkup bisnis organisasi,
ü Mengurangi masalah-masalah
yang terkait dengan pekerjaan baru: kecemasan, adaptasi, produktivitas,
ü Membantu mempercepat
eksplorasi kemampuan individu sebagai anggota tim kerja,
ü Mengklarifikasi standard
kualitas yang dijadikan tolok ukur pengukuran prestasi,
ü Menjelaskan
perkembangan karir karyawan dalam perusahaan adalah tanggung jawab bersama, dan
Membantu mengurangi turn-over.
3 Area Penting Pada Tahap Awal Program Induksi
Pada tahap awal program induksi terdapat 3
area penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan bagi karyawan baru, yakni:
· Sasaran Kerja: Apa yang diharapkan dari
karyawan? Bagaimana harapan tersebut disesuaikan dengan tujuan perusahaan?
· Peran: Dengan siapa karyawan akan
bekerjasama? Apa tugasnya? Bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan dengan
pekerjaan lain?
· Garis Instruksi: Dari siapa karyawan
mendapat arahan? Siapa yang diarahkan? Apa status karyawan dalam perusahaan?
Terdapat area lain dalam program induksi untuk
karyawan baru sebuah perusahaan diantaranya adalah
• Seputar Organisasi. Karyawan baru
diberikan pengetahuan mengenai sejarah singkat organisasi, visi, misi dan
tujuan organisasi, struktur organisasi, kebijakan dan peraturan organisasi.
• Kondisi Kerja. Dalam area kondisi
kerja, karyawan baru dalam program induksinya diberikan pengetahuan mengenai
kondisi kerja dalam perusahaan seperti ketentuan tentang
seragam atau pakaian yang dikenakan saat bekerja, lay-out
fasilitas pabrik atau organisasi, peraturan-peraturan disiplin,
jam istirahat, lokasi makan siang, kantin, lokasi rest room, prosedur
keamanan, ketentuan pemakaian telpon, dan lain-lain tentang kondisi
kerja perusahaan.
• Pengenalan Lingkungan Kerja. Dalam
pengenalan akan lingkungan kerjanya karyawan baru diperkenalkan dengan
atasan serta rekan kerja, perkenalkan dengan bawahan (jika
kedudukannya sebagai atasan), dan etika pergaulan dalam organisasi atau
perusahaan ia bekerja.
• Pemahaman Hak dan Kewajiban sebagai
karyawan. Karyawan baru diberikan pemahaman mengenai haknya sebagai karyawan
diantaranya mengenai skala penggajian, cuti dan liburan, jam istirahat,
latihan pendidikan, kegiatan konseling, asuransi, program
pensiun, dan lain-lain.
Karyawan progaram induksi juga diberikan
pemahaman bukan hanya hak tetapi juga kewajibannya sebagai karyawan dalam
perusahaan, diantaranya mengenai tugas-tugas pekerjaan seperti
standar kerja, lokasi pekerjaan, fungsi jabatan, sasaran pekerjaan, dan
hubungan dengan pekerjaan lain.
Kegagalan Program Induksi
Program induksi dalam prosesnya dapat megalami
kegagalan. Hal ini dapat dikarenakan hal-hal dibawah ini:
• Memberi tahu terlalu banyak
• Ketidakmampuan menggunakan contoh dan
pelibatan
• Kurang sabar
• Kurang persiapan
• Tidak memberi kesempatan umpan balik
• Gagal mengurangi
kecemasan atau ketegangan
Pengangkatan dan program induksi adalah
penempatan Karyawan pada suatu jabatan/ pekerjaan baru. Prinsip dari
pengangkatan adalah mempertimbangkan efektivitas, peraturan ketenagakerjaan dan
menghindari separation. Pengangkatan karyawan dilakukan setelah calon karyawan
lulus dalam seleksi dan ditempatkan pada unit yang sesuai dengan kualifikasi
yang dimilikinya.
Program Induksi Guru Pemula adalah kegiatan
orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran bagi guru pemula pada satuan pendidikan
di tempat tugasnya. Tujuan Program Induksi bagi Guru Pemula adalah :
b.
Membantu guru pemula agar mampu melaksanakan pekerjaanmya
sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.
Dengan demikian program induksi bagi guru
pemula merupakan proses orientasi kegiatan proses pembelajaran dalam konteks
satuan pendidikan tertentu, dan menjadi pembelajaran keprofesionalan di tempat kerja selama
tahun pertama mengajar dan merupakan tahap awal dalam Pengembangan
Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) seorang guru. Program Induksi dirancang
secara sistematis dan terencana berdasarkan konsep kerjasama dan kesejawatan
antara guru pemula, guru pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas
sekolah/madrasah dengan pendekatan pembelajaran profesional. Program induksi
bagi guru pemula dilaksanakan dengan prinsip :
1.
keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan
pada kode etik profesi, sesuai bidang tugas;
2.
kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam
tim;
3.
akuntabel: penyelenggaraan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik
PENEMPATAN MSDM
Penempatan berarti mengalokasikan para
karyawan baru atau lama pada posisi kerja tertentu. Penempatan terdiri dari dua
hal yaitu karyawan yang baru datang dari luar perusahaan dan penugasan bagi
karyawan yang lama di tempat yang baru (perlu orientasi/pengenalan).
Dalam alur ini ada tiga jenis penempatan,
yaitu promosi, transfer dan demosi. Setiap keputusan harus diiringi dengan
orientasi dan tindak lanjut , apapun penyebabnya seperti perampingan , merger,
akuisisi atau perubahan internal lainnya.
1.
Promosi dan Penggantian Tenaga Kerja
Promosi terjadi apabila
seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih
tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab atau level. Umumnya diberikan sebagai
penghargaan, hadiah atas usaha dan prestasinya di masa lampau.
Pembuat keputusan dapat
membedakan antara karyawan yang kuat dan lemah secara objektif. Keputusan
seharusnya mencerminkan kinerja secara individu karyawan, tidak didasarkan pada
pemilihan yang menyimpang. Pembuat keputusan tidak seharusnya mengikuti
prasangka atau perasaan pribadinya. Kalau kegiatan itu didasarkan pada
kepentingan pribadi, SDM perusahaan akan didominasi oleh orang-orang yang tidak
berkompeten, dan pada akhirnya kinerja perusahaan akan menurun.
Hakikatnya, manusia
cenderung untuk terus meningkatkan tingkat kompetensinya. Meskipun tidak selalu
benar, prinsip tersebut menyatakan bahwa baiknya kinerja seseorang pada bidang
tertentu belum tentu baik juga pada bidang kerja lain. Contoh jika seorang
teknisi (ahli teknik) dari perekrutan pekerja baru pada perusahaan pertamina,
secara konsisten membuat penghematan yang cukup besar dari kegiatan perubahan
desain dalam penyulingan, ini adalah salah satu contoh keunggulan kinerja dari
seorang teknisi. Kemudian teknisi tersebut dipromosikan menjadi seorang
supervisor. Keahlian yang dipelukan untuk menjadi supervisor yang handal sangat
berbeda dengan keahlian yang diperlukan untuk menjadi teknisi yang handal.
Akibat dari sistem promosi itu perusahaan pertamina akan memperoleh dua
kerugian, yaitu mempunyai supervisor yang tidak handal dan akan kehilangan
teknisi yang handal.
Ada juga model promosi
sistem senioritas. Dalam beberapa hal, pada umumnya pekerja senior akan
dipromosikan terlebih dahulu. Maksud senior disini adalah pekerja yang
mempunyai masa kerja paling lama di perusahaan tersebut. Karyawan yang akan
dipromosikan ditentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada pada
perusahaan. Alasan rasional dari pendekatan ini adalah untuk menghilangkan atau
mengurangi promosi yang menyimpang.
Penggantian tenaga kerja
dapat terjadi karena :
a. Pengangkatan jabatan.
b. Perpindahan kerja dan
c. Pemberhentian Kerja.
Pengangkatan dalam jabatan biasanya didasarkan
atas dasar pada:
a. Prestasi kerja
b. Disiplin kerja
c. Kesetiaan
d. Pengabdian
e. Pengalaman
f. Dapat dipercaya
g. Serta adanya syarat-syarat objektif lainnya
sehingga seseorang diangkat dalam jabatan.
Dalam rangka kepentingan pelaksanaan tugas seorang pegawai atau tenaga
kerja dan dalam rangka pembinaan dapat dilakukan perpindahan jabatandan atau
perpindahan bidang tugas dalam satu wilayah maupun keluar ke wilayah lain.
2.
Transfer dan Demosi
Transfer dan demosi adalah
dua kegiatan utama penempatan karyawan lainnya yang ada pada perusahaan.
Transfer terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari satu posisi ke posisi
lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun
tingkat strukturalnya. Demosi terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari
satu posisi ke posisi lainnya yang lebih rendah tingkatannya.
Transfer mungkin lebih
bermanfaat bagi karyawan, karena pengalaman kerja mereka akan bertambah dan
mempunyai keahlian baru dan dalam prespektif yang berbeda mereka juga akan
menjadi karyawan yang lebih baik sehingga menjadi calon kuat untuk dipromosikan
di masa mendatang. Transfer juga akan memperbaiki motivasi dan kepuasan
individu.
Demosi jarag menimbulkan
hasil yang positif bagi seorang karyawan. Biasanya hal tersebut terjadi karena
masalah kedisiplinan, karyawan didemosi karena kinerja yang tidak baik, atau
karena ketidaktaatan terhadap disiplin kerja. Satu permasalahan akan timbul
akibat demosi, yaitu karyawan mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau dapat
menimbulkan keraguan yang lebih besar yang diputuskan oleh keputusan demosi.
Disamping menimbulkan pengaruh negatif bagi karyawan yang lain, karyawan yang
didemosi juga makin tidak produktif, dan makin jelek loyalitasnya.
Pada dasarnya demosi
dimaksudkan dengan tujuan baik, yaitu mendorong atau memacu karyawan yang tidak
dapat mengerjakan tugasnya. Daripada memutuskan hubungan kerja, perusahaan
lebih memilih untuk mempertahankan karyawan dan ditempatkan pada level tanggung
jawab yang lebih rendah.
3.
Job Posting Program
Job Posting Program memberikan informasi kepada
karyawan tetang pembukaan lowongan kerja persyaratannya. Pengumuman tentang
lowongan kerja tersebut mengundang para karyawan yang memenuhi syarat untuk
melamarnya. Biasanya diumumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan
baik surat kabar biasa maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lainnya
biasanya diamil dari informasi analisis pekerjaan, melalui pencalonan diri
ataupun dengan rekomendasi supervisorm karyawan yang tertarik dapat mengajukan
permohonan kepada departemen SDM.
Tujuan program Job Posting ini adalah untuk
memberikan dorongan bagi karyawan untuk mencari promosi dan transfer serta
membantu departemen SDM dalam mengisi jabatan internal. Dengan
demikian, job posting dapat mempertemukan antara kepentingan
perusahaan dengan kepentingan karyawan. Tidak semua jabatan dapat
melalui job posting ini, biasanya hanya bagi jabatan level bawah yang
berdifat klerikal, teknis, dan posisi supervisor. Namun, pekerjaan pada level
yang lebih tinggi dapat pula diumumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan
persamaan kesempatan pekerjaan, sehingga para karyawan yakin bahwa mereka dapat
mengisi pekerjaan apa saja dalam perusahaan, Karenanya pentingnya bagi
departemen SDM untuk membuat aturan tentang program job posting dan
konsisten dilaksanakan.
Walaupun kebanyakan pencari pekerjaan itu mencari
promosi, tetapi banyak pencalon diri itu mencari transfer untuk memperluas
keterampilan atau alasan pribadi, Bahkan mencalonkan diri untuk demosi juga
mungkin biala seseorang yang frustasi sehingga mencari pekerjaaan lain yang
lebih baik. Misalnya saja seoran piñata huruf pada surat kabar akan demosi
untuk posisi wartawan karena dalam jangka waktu panjang profesi wartawan lebih
menjanjikan.
Pencalonan diri juga digunakan oleh pengelola pelatihan.
Banyak perusahaan yang mempekerjakan lulusan sarjana untuk program pelatihan.
Untuk kemudian para alumni pelatihan diberikan kesempatan untuk mencalonkan
diri pada jabatan yang dibutuhkan.
4.
Beberapa Masalah Dalam Penempatan
Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi
SDM, yaitu efektivitas, tuntutan hukum dan prevensi PHK.
1.
Efektivitas
Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisasi
kemungkinan terjadinya kekacauan bagi karyawan dan perusahaan. Untuk mengurangi
kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus dibuat sesuai dengan
langkah-langkah seleksi. Ketika penempatan ditetapkan, karyawan baru harus
mendapatkan pengenalan untuk mengurangi kecemasan dan mempercepat sosialisasi
dan proses belajar.
2.
Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada
kontrak resmi tertulis disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan
persetujuan. Kedua pihak harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir.
Hak perusahaan untuk memberitahukan pekerja setiap saat tanpa sebab menjadi
dikenal sebagai doktrin pemberi kerja. Doktrin ini menyebutkan bahwa pemilik
atau manajemen mempunyai hak diatas hak pekerja atas pekerjaan mereka. Secara
sederhana dikatakan bahwa seorang pekerja dapat dipecat dengan alasan apapun
atau tanpa alasan. Selama ini pula, pemerintah dan hukum telah membatasi hak
ini, hakim hendaknya mempelajari dengan cermat buku pedoman pekerja, janji
manajemen dan sumber-sumber lain untuk mencari kontrak kerja. Namun demikian,
pemberitahuan dilarang oleh:
·
Keadaan yang dikendalikan oleh hukum persamaan
kesempatan, seperti ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin, kehamilan dan usia
·
Kegiatan Serikat Pekerja
·
Penolakan terhadap pelanggaran keselamatan dan kesehatan
kerja
·
Hak untuk menolak penugasan yang diyakini berbahaya atau
mengancam nyawa
·
Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan hukum
seperti kerjasama dalam penentuan harga.
Larangan lain dapat diterapkan sesuai dengan
keadaan dan hukum lokal. Pemberhentian dapat ditentang bila dilakukan
sewenang-wenang dan tidak adil. Juga tidak boleh bertentangan dengan kebijakan
publik
3.
Pencegahan Separasi (PHK)
Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan separasi. Ketika
departemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang bernilai, maka
uang yang ditanam dalam rekrutmen, seleksi, orientasi dan pelatihan tidak
hilang. Uang juga dapat dihemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja
yang tersisa. Melalui pendekatan proaktif pengurangan karyawan melalui
pengunduran diri secara sukarela, kematian, layoff dan terminasi dapat
dikurangi.
ü Pengunduran diri secara
sukarela. Pengunduran diri secara sukarela dapat dikurangi dengan meningkatkan
keputusan kerja, pekerjaan yang menantang, supervisi yang bermutu tinggi, dan
kesempatan untuk tumbuh bagi setiap karyawan. Para manajer dan departemen SDM
dilibatkan dengan topik-topik tersebut melalui pelatihan bagi supervisor,
perencanaan karier, dan aktivitas lainnya.
ü Kematian sebagai sumber
pemberhentian kerja adalah salah satu alasan bagi pengembangan HRD untuk
meningkatkan kegiatan keamanan kerja, penjagaan kesehatan secara preventif, dan
rancangan program kenyamanan kerja untuk menjaga kesehatan karyawan. Beberapa
alasan dapat digunakannya kombinasi antara ruang olahraga, arena jogging,
lapangan tenis dan fasilitas atletik lainnya adalah untuk mendorong karyawan
agar menjaga kesehatan fisiknya sehingga mereka mempunyai umur yang panjang dan
dapat bekerja lebih lama.
ü Layoff diminimalisasi oleh
beberapa perusahaan dengan perencanaan SDM yang cermat. Dengan memprediksi
kebutuhan tenaga kerja beberapa tahun mendatang, pengusaha yang menghindari
layoff bahkan selama masa resesi yang buruk sekalipun. Kemudian, karena
keahlian mereka yang diperlukan bagi bisnis berubah, maka kegiatan pelatihan
dan transfer karyawan membantu perusahaan untuk menyesuaikan tantangan ekonomi
yang dihadapinya sambil menyediakan keamanan kerja bagi karyawan\
ü Terminasi. Hasil
penelitian tentang mengapa seseorang diberhentikan kerja: Alasan-alasannya : tidak
kompeten (35%), tidak cocok dengan rekan kerjanya (10 %), tidak jujur tau dusta
(20%), sikap-sikap yang negatif (15%), tidak ada motivasi (10%), gagal atau
menolak perintah (5%) dan tidak disiplin (5%).
“Persepsi pengusaha tentang ketidakkompetenan
adalah cukup besar karena ketidakcocokan keahlian profesional dan kepribadian
calon karyawan dengan persyaratan aktual yang ditentukan dalam pekerjaan
tersebut”. Untuk itu perlu diperbarui sistem dan mekanisme kerja secara berkala
disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Sebaliknya, 85% karyawan yang
disurvei bank pemerintah, mempercayai akan menjamin keamanan kerja bagi
karyawan yang berprestasi.
Pelatihan dan perkembangan karyawan adalah
cara lain untuk mengurangi terminasi karena buruknya kinerja karyawan. Melalui
pelatihan yang efektif, karyawan baru dan karyawan lama dapat diajarkan
bagaimana mereka dapat bekerja secara sukses.
Baca Juga :
PENGEMBANGAN MSDM
Setiap perusahaan pasti memiliki divisi
pengembangan SDM dalam struktur organisasinya. Divisi pengembangan SDM pada dasarnya
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membantu karyawan dalam mengembangkan
kepribadian personal dan keterampilan organisasional mereka.
Pengembangan SDM pada sebuah perusahaan akan
dimulai dari proses
onboarding, pengadaan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dengan kelas atau
kursus dan seminar, penyediaan tool yang bisa membantu pekerjaan karyawan dan
sebagainya.
Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber daya
manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu pengembangan sampai pada taraf
tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi. Apabila organisasi ingin
berkembang yang diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan
sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan
yang berkesinambungan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk
pengembangaan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian.
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah
awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang
menyangkut tiga aspek, yaitu:
a.
Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan :
“Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi pekerjanya”,
b.
Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : “Apa yang harus
diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau
pekerjaannya” dan,
c.
Analisis pribadi, menekankan “Siapa membutuhkan
pendidikan dan pelatihan apa”. Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat
memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di
organisasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Semoga
bermanfaat
No comments:
Post a Comment