Monday, August 3, 2020

Pengertian konflik,stres,dan frustasi.

 

Kasus : Anda seorang pegawai baru pada sebuah instansi/perusahaan. Tahun pertama mengalami masalah : konflik,stres,dan frustrasi.

1.    Jelaskan pengertian konflik,stres,dan frustasi.

·      Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

·      Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.

·      Frustasi dapat diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki tidak kujung terlaksana”.Contohnya seperti ini, apabila seorang siswa atau mahasiswa melakukan suatu kegiatan, umpamanya mengikuti ujian akhir semester, dan ternyata lulus (tercapainya tujuan yang diinginkan atau diharampakan), maka dia akan merasan puas dan bahagia. Tetapi apabila ternyata kegiatannya itu tidak mencapai tujuan yang diharapkan (ujian kahirnya tidak lulus), maka ia akan kecewa. Kegagalan individu dalam mencapai tujuan atau keinginanannya akan menyebabkan kekecewaan dalam diri individu tersebut. Jika kekecewaan tersebut terjadi berulang-ulang dan menganggu keseimbangan psikisnya, baik emosi maupun tindakannya, berarti indvidu tersebut sudah berada dalam situasi frustasi. Adapun sumber yang menyebabkan frustasi, mungkin berasal atau berwujud dari manusia, benda, peristiwa, keadaan alam dan sebagainya.

Baca Juga :


2.    Langkah - langkah apa yg anda lakukan sehingga terhindar dari masalah konfilk,stres,dan frustrasi di atas?

Setiap karyawan tidak ingin terlibat konflik apa pun di tempat kerjanya. Mengapa? Karena konflik dapat menyebabkan stres, rasa frustasi, tempramen yang buruk, dan hal lainnya yang menurunkan tingkat produktivitas kerja. Akan tetapi, menurut sebuah penelitian, 85% karyawan pasti pernah merasakan konflik di tempat kerja. Baik konflik dengan rekan kerja atau dengan atasan. Kabar baiknya adalah Anda dapat menghindari konflik di tempat kerja Anda sehingga Anda dapat fokus menyelesaikan tugas dan pekerjaan Anda. Langkah - langkah yang lakukan untuk bisa terhindar dari masalah konfilk,stres,dan frustrasi adalah

1)      Ciptakan Suasana Positif

Anda pasti pernah merasakan kehadiran orang yang ceria begitu bermakna di tempat kerja. Oleh karena itu, tirulah keceriaan tersebut dengan berperilaku secara menyenangkan dan positif sehingga orang pun enggan berkonflik dengan diri Anda. Sekalipun ada selisih pendapat, pertahankan pendapat Anda dengan bahasa yang sopan tanpa menjatuhkan orang lain. Pendeknya, saat Anda berlaku positif, dijamin lebih sedikit kemungkinan orang membenci Anda dan semakin sedikit konflik yang tercipta.

2)      Menerima Perbedaan Karakter

Setiap orang tumbuh di lingkungan berbeda yang sangat beragam. Prinsip dan nilai-nilai yang dianut tiap orang pun berbeda. Tidak heran, menurut sebuah penelitian, 49% konflik di tempat kerja disebabkan perbedaan karakter dan prinsip individu-individu di dalamnya. Untuk menghindari konflik, pahamilah bahwa setiap orang unik dan terimalah perbedaan karakter rekan kerja. Misalnya, jika ada rekan kerja yang mengajak Anda untuk memboikot salah seorang rekan lainnya karena perbedaan prinsip, usahakan tolak dengan halus.

3)      Jangan Terjebak Perilaku Emosional

Beberapa orang dilahirkan untuk mendapatkan hal yang diinginkannya dengan menunjukkan emosi berlebih. Misalnya, dengan mengeluarkan air mata, marah-marah, atau menunjukkan ketakutannya. Jika Anda akan membuat sebuah keputusan dan ada satu rekan kerja yang selalu berhasil ‘memaksa’ kehendaknya dengan menangis misalnya, coba berikan waktu kepadanya untuk menghirup udara segar sejenak. Dengan kata lain, beri dia waktu sampai rasa emosional tersebut hilang sehinga dapat berpikir lebih jernih.

4)      Berkomunikasi dengan Santun

Seperti kata sebuah peribahasa, perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan. Prinsip yang sama berlaku pula untuk menghindari konflik di tempat kerja. Misalnya, Anda seorang manajer muda. Ketika Anda ingin bawahan Anda melakukan suatu pekerjaan, katakan padanya bahwa Anda membutuhkan kerja samanya. Hal ini dapat lebih baik dibandingkan dengan langsung menginstruksikan apa-apa yang harus dikerjakan. Mengapa? Karena Anda akan terlihat memiliki karakter bossy yang bisa menjadi awal permulaan konflik. Perhatikan pula cara berkomunikasi dengan e-mail atau media sosial seperti Whatsapp. Kebanyakan orang tidak memiliki kemampuan komunikasi tertulis yang baik, sehingga kesalahpahaman banyak terjadi.

5)      Ketahui Apa yang Penting Bagi Orang Lain

Konflik dapat bermula dari hal-hal kecil yang Anda pikir sepele, namun bagi orang lain adalah hal yang penting. Misalnya saja, mengambil suatu makanan milik rekan kerja Anda yang tersedia kulkas kantor. Sekali saja Anda melakukannya, selamanya nama baik Anda akan tercemar dan bisa memicu konflik di masa depan. Tidak ada konflik yang besar yang tidak bermula dari hal-hal kecil. Ketahuilah apa-apa saja yang penting bagi orang lain dan jangan melewati batas dengan mengambil hak rekan kerja.

6)     Berikan Kritik dengan Santun

Kritik bagi rekan kerja tidak bisa dihindari, namun memberikan kritik dapat menjadi pedang bermata dua jika tidak dilakukan dengan santun. Alih-alih membangkitkan motivasi rekan kerja untuk lebih baik lagi mengerjakan tugasnya, kritik yang diberikan tidak dengan santun dapat membuat konflik berkepanjangan. Untuk memberikan kritik yang konstruktif dan santun, ada beberapa kiat yang bisa Anda lakukan yaitu:

·       Beri kritik secara pribadi, jangan di depan banyak orang sehingga mempermalukan yang diberi kritik

·       Mulailah dengan mengungkit hal positif yang sudah dilakukan dan lanjutkan dengan brainstorming mengenai hal-hal yang masih bisa diperbaiki

·       Jangan mengkritik dengan membandingkan hasil pekerjaan dia dengan yang lainnya

·       Berikan kritik secara spesifik dalam waktu yang tepat

7)      Dahulukan Dukungan Dibanding Kritikan

Berbagai masalah dapat terjadi di tempat kerja, seperti hasil kerja yang kurang maksimal, deadline yang tidak terpenuhi, dan sebagainya. Ketika hal-hal yang dapat memicu konflik ini terjadi, tahan terlebih dahulu diri Anda untuk mengkritik rekan kerja. Sebaliknya, cobalah berikan dukungan kepadanya, misalnya dengan bertanya apakah ada masalah pribadi yang membuatnya gagal mencapai target pekerjaan. Cara Anda untuk menangani hal-hal pemicu konflik ini sangat menentukan apakah selanjutnya akan lebih banyak konflik atau berakhir ketika Anda tangani.

8)      Hargai Pendapat dan Prinsip Rekan Kerja

Kebanyakan orang tidak bisa menghargai prinsip dan pendapat rekan kerja karena mereka tidak begitu paham bagaimana mengomunikasikan hal tersebut. Beberapa orang juga menilai pendapat dan prinsip rekan kerja yang berbeda dapat membuat prinsip dan pendapat sendiri tersisihkan. Satu halnya adalah pemupukan rasa toleransi dan pemahaman bahwa tiap orang tumbuh dengan caranya masing-masing, bahkan sepasang kembar identik pun kepribadiannya tentu berbeda. Lebih banyaklah mendengarkan dibanding menyerang pendapat rekan Anda. Orang yang bisa menghargai pendapat dan prinsip orang lain adalah orang yang rajin mendengarkan dibanding bicara.

9)      Jangan Menghakimi di Depan Umum

Langkah selanjutnya untuk menghindari konflik di tempat kerja adalah dengan tidak menghakimi seseorang di depan umum. Karena hal tersebut akan membuatnya sakit hati atau dendam. Bayangkan saja jika hal ini terjadi pada Anda. Bukannya terpicu menjadi lebih baik, Anda akan merasa malu akibat dihakimi di depan umum. Kondisi tidak mengenakkan ini akan menjadi ingatan yang buruk bagi Anda. Cepat atau lambat, hal tersebut menyebabkan konflik jangka panjang.

10)  Libatkan Tim dan Berikan Informasi Memadai

Cara Anda melibatkan tim dan selalu memberikan informasi mengenai kemajuan pekerjaan adalah hal yang sangat penting untuk menghindari konflik di tempat kerja. Sederhanya, jika Anda tidak berkomunikasi dengan intens, kemungkinan akan terdapat rumor dan konflik pun mulai muncul. Jadi, libatkan rekan kerja untuk setiap proyek yang Anda kerjakan. Hindari bekerja sendiri tanpa berkomunikasi dengan rekan kerja. Di bawah perusahaan yang sama, maka pekerjaan Anda harus harmonis dengan sesama rekan kerja, bukan?

11)  Tinggalkan Masalah Pribadi

Pegawai perusahaan dibayar untuk bekerja di waktu yang sudah ditentukan pada kontrak kerja. Selama waktu bekerja tersebut, hindari untuk membawa atau memikirkan masalah pribadi, karena tentunya Anda tidak dibayar untuk itu. Hindari juga menyebarkan gosip, fitnah, atau berita bohong (hoax) pada rekan kerja yang tidak disukai. Buktikan bahwa Anda cukup profesional untuk memisahkan masalah pribadi dengan urusan pekerjaan.

12)  Selesaikan Masalah Kecil Secepat Mungkin

Berbagai masalah kecil dari mulai kerja sama tim yang kurang maksimal hingga masalah organisasi perusahaan dapat berkembang menjadi konflik yang lebih besar jika tidak segera diselesaikan secepat mungkin. Untuk menyelesaikan masalah, kuncinya hanya satu, yaitu sempatkan dan sediakan waktu untuk mengobrol dan membahas tentang solusi permasalahan yang ada. Jangan hanya diam dan terus memendam hingga akhirnya masalah kecil terlambat tertangani dan sudah menjadi masalah yang besar.

 

 

 


No comments:

Post a Comment