Kasus : Anda seorang pegawai baru pada sebuah
instansi/perusahaan. Tahun pertama mengalami masalah : konflik,stres,dan
frustrasi.
1. Jelaskan pengertian konflik,stres,dan frustasi.
·
Konflik berasal dari kata kerja Latin
configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di
mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya
atau membuatnya tidak berdaya.
·
Stres adalah gangguan mental yang dihadapi
seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu
dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam
diri, atau dari luar. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam
konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang
saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang
tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai
tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka
dapatkan dari pekerjaan mereka.
· Frustasi dapat diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah “rasa kecewa yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki tidak kujung terlaksana”.Contohnya seperti ini, apabila seorang siswa atau mahasiswa melakukan suatu kegiatan, umpamanya mengikuti ujian akhir semester, dan ternyata lulus (tercapainya tujuan yang diinginkan atau diharampakan), maka dia akan merasan puas dan bahagia. Tetapi apabila ternyata kegiatannya itu tidak mencapai tujuan yang diharapkan (ujian kahirnya tidak lulus), maka ia akan kecewa. Kegagalan individu dalam mencapai tujuan atau keinginanannya akan menyebabkan kekecewaan dalam diri individu tersebut. Jika kekecewaan tersebut terjadi berulang-ulang dan menganggu keseimbangan psikisnya, baik emosi maupun tindakannya, berarti indvidu tersebut sudah berada dalam situasi frustasi. Adapun sumber yang menyebabkan frustasi, mungkin berasal atau berwujud dari manusia, benda, peristiwa, keadaan alam dan sebagainya.
2. Langkah - langkah apa yg anda lakukan sehingga terhindar dari masalah
konfilk,stres,dan frustrasi di atas?
Setiap karyawan tidak ingin terlibat konflik
apa pun di tempat kerjanya. Mengapa? Karena konflik dapat menyebabkan stres,
rasa frustasi, tempramen yang buruk, dan hal lainnya yang menurunkan tingkat
produktivitas kerja. Akan tetapi, menurut sebuah penelitian, 85% karyawan pasti
pernah merasakan konflik di tempat kerja. Baik konflik dengan rekan kerja atau
dengan atasan. Kabar baiknya adalah Anda dapat menghindari konflik di tempat
kerja Anda sehingga Anda dapat fokus menyelesaikan tugas dan pekerjaan Anda.
Langkah - langkah yang lakukan untuk bisa terhindar dari masalah
konfilk,stres,dan frustrasi adalah
1) Ciptakan Suasana Positif
Anda pasti pernah merasakan kehadiran orang
yang ceria begitu bermakna di tempat kerja. Oleh karena itu, tirulah keceriaan
tersebut dengan berperilaku secara menyenangkan dan positif sehingga orang pun
enggan berkonflik dengan diri Anda. Sekalipun ada selisih pendapat, pertahankan
pendapat Anda dengan bahasa yang sopan tanpa menjatuhkan orang lain. Pendeknya,
saat Anda berlaku positif, dijamin lebih sedikit kemungkinan orang membenci
Anda dan semakin sedikit konflik yang tercipta.
2) Menerima Perbedaan Karakter
Setiap orang tumbuh di lingkungan berbeda yang
sangat beragam. Prinsip dan nilai-nilai yang dianut tiap orang pun berbeda.
Tidak heran, menurut sebuah penelitian, 49% konflik di tempat kerja disebabkan
perbedaan karakter dan prinsip individu-individu di dalamnya. Untuk menghindari
konflik, pahamilah bahwa setiap orang unik dan terimalah perbedaan karakter rekan
kerja. Misalnya, jika ada rekan kerja yang mengajak Anda untuk memboikot salah
seorang rekan lainnya karena perbedaan prinsip, usahakan tolak dengan halus.
3) Jangan Terjebak Perilaku Emosional
Beberapa orang dilahirkan untuk mendapatkan
hal yang diinginkannya dengan menunjukkan emosi berlebih. Misalnya, dengan
mengeluarkan air mata, marah-marah, atau menunjukkan ketakutannya. Jika Anda
akan membuat sebuah keputusan dan ada satu rekan kerja yang selalu berhasil
‘memaksa’ kehendaknya dengan menangis misalnya, coba berikan waktu kepadanya
untuk menghirup udara segar sejenak. Dengan kata lain, beri dia waktu sampai
rasa emosional tersebut hilang sehinga dapat berpikir lebih jernih.
4) Berkomunikasi dengan Santun
Seperti kata sebuah peribahasa, perlakukan
orang lain seperti Anda ingin diperlakukan. Prinsip yang sama berlaku pula
untuk menghindari konflik di tempat kerja. Misalnya, Anda seorang manajer muda.
Ketika Anda ingin bawahan Anda melakukan suatu pekerjaan, katakan padanya bahwa
Anda membutuhkan kerja samanya. Hal ini dapat lebih baik dibandingkan dengan
langsung menginstruksikan apa-apa yang harus dikerjakan. Mengapa? Karena Anda
akan terlihat memiliki karakter bossy yang bisa menjadi awal permulaan konflik.
Perhatikan pula cara berkomunikasi dengan e-mail atau media sosial seperti
Whatsapp. Kebanyakan orang tidak memiliki kemampuan komunikasi tertulis yang
baik, sehingga kesalahpahaman banyak terjadi.
5) Ketahui Apa yang Penting Bagi Orang Lain
Konflik dapat bermula dari hal-hal kecil yang
Anda pikir sepele, namun bagi orang lain adalah hal yang penting. Misalnya
saja, mengambil suatu makanan milik rekan kerja Anda yang tersedia kulkas
kantor. Sekali saja Anda melakukannya, selamanya nama baik Anda akan tercemar
dan bisa memicu konflik di masa depan. Tidak ada konflik yang besar yang tidak
bermula dari hal-hal kecil. Ketahuilah apa-apa saja yang penting bagi orang
lain dan jangan melewati batas dengan mengambil hak rekan kerja.
6) Berikan Kritik dengan Santun
Kritik bagi rekan kerja tidak bisa dihindari,
namun memberikan kritik dapat menjadi pedang bermata dua jika tidak dilakukan
dengan santun. Alih-alih membangkitkan motivasi rekan kerja untuk lebih baik
lagi mengerjakan tugasnya, kritik yang diberikan tidak dengan santun dapat
membuat konflik berkepanjangan. Untuk memberikan kritik yang konstruktif dan
santun, ada beberapa kiat yang bisa Anda lakukan yaitu:
·
Beri kritik secara pribadi, jangan di depan
banyak orang sehingga mempermalukan yang diberi kritik
·
Mulailah dengan mengungkit hal positif yang
sudah dilakukan dan lanjutkan dengan brainstorming mengenai hal-hal yang masih
bisa diperbaiki
·
Jangan mengkritik dengan membandingkan hasil
pekerjaan dia dengan yang lainnya
·
Berikan kritik secara spesifik dalam waktu
yang tepat
7) Dahulukan Dukungan Dibanding Kritikan
Berbagai masalah dapat terjadi di tempat
kerja, seperti hasil kerja yang kurang maksimal, deadline yang tidak terpenuhi,
dan sebagainya. Ketika hal-hal yang dapat memicu konflik ini terjadi, tahan
terlebih dahulu diri Anda untuk mengkritik rekan kerja. Sebaliknya, cobalah
berikan dukungan kepadanya, misalnya dengan bertanya apakah ada masalah pribadi
yang membuatnya gagal mencapai target pekerjaan. Cara Anda untuk menangani
hal-hal pemicu konflik ini sangat menentukan apakah selanjutnya akan lebih
banyak konflik atau berakhir ketika Anda tangani.
8) Hargai Pendapat dan Prinsip Rekan Kerja
Kebanyakan orang tidak bisa menghargai prinsip
dan pendapat rekan kerja karena mereka tidak begitu paham bagaimana
mengomunikasikan hal tersebut. Beberapa orang juga menilai pendapat dan prinsip
rekan kerja yang berbeda dapat membuat prinsip dan pendapat sendiri
tersisihkan. Satu halnya adalah pemupukan rasa toleransi dan pemahaman bahwa
tiap orang tumbuh dengan caranya masing-masing, bahkan sepasang kembar identik
pun kepribadiannya tentu berbeda. Lebih banyaklah mendengarkan dibanding
menyerang pendapat rekan Anda. Orang yang bisa menghargai pendapat dan prinsip
orang lain adalah orang yang rajin mendengarkan dibanding bicara.
9) Jangan Menghakimi di Depan Umum
Langkah selanjutnya untuk menghindari konflik
di tempat kerja adalah dengan tidak menghakimi seseorang di depan umum. Karena
hal tersebut akan membuatnya sakit hati atau dendam. Bayangkan saja jika hal
ini terjadi pada Anda. Bukannya terpicu menjadi lebih baik, Anda akan merasa
malu akibat dihakimi di depan umum. Kondisi tidak mengenakkan ini akan menjadi
ingatan yang buruk bagi Anda. Cepat atau lambat, hal tersebut menyebabkan
konflik jangka panjang.
10) Libatkan Tim dan Berikan Informasi Memadai
Cara Anda melibatkan tim dan selalu memberikan
informasi mengenai kemajuan pekerjaan adalah hal yang sangat penting untuk
menghindari konflik di tempat kerja. Sederhanya, jika Anda tidak berkomunikasi
dengan intens, kemungkinan akan terdapat rumor dan konflik pun mulai muncul.
Jadi, libatkan rekan kerja untuk setiap proyek yang Anda kerjakan. Hindari
bekerja sendiri tanpa berkomunikasi dengan rekan kerja. Di bawah perusahaan
yang sama, maka pekerjaan Anda harus harmonis dengan sesama rekan kerja, bukan?
11) Tinggalkan Masalah Pribadi
Pegawai perusahaan dibayar untuk bekerja di
waktu yang sudah ditentukan pada kontrak kerja. Selama waktu bekerja tersebut,
hindari untuk membawa atau memikirkan masalah pribadi, karena tentunya Anda
tidak dibayar untuk itu. Hindari juga menyebarkan gosip, fitnah, atau berita
bohong (hoax) pada rekan kerja yang tidak disukai. Buktikan bahwa Anda cukup
profesional untuk memisahkan masalah pribadi dengan urusan pekerjaan.
12) Selesaikan Masalah Kecil Secepat Mungkin
Berbagai masalah kecil dari mulai kerja sama
tim yang kurang maksimal hingga masalah organisasi perusahaan dapat berkembang
menjadi konflik yang lebih besar jika tidak segera diselesaikan secepat
mungkin. Untuk menyelesaikan masalah, kuncinya hanya satu, yaitu sempatkan dan
sediakan waktu untuk mengobrol dan membahas tentang solusi permasalahan yang
ada. Jangan hanya diam dan terus memendam hingga akhirnya masalah kecil
terlambat tertangani dan sudah menjadi masalah yang besar.
No comments:
Post a Comment