KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Menumbuh Kembangkan Potensi Psikologis
Diri Sendiri Dalam Membina Hubungan Interaktif Yang Saling Menguntungkan Di
Instansi/Perusahaan “. Pada
makalah ini saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan
ini.
Akhir kata penyusun
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak yang membaca.
Makassar, 1 Mei 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
............................................................................................
2
C.
Tujuan penulisan
..............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pertimbangan Kepribadian Manusia
................................................................ 3
B.
Cara berperilaku dan memperlakukan karyawan
berdasarkan pribadi masing – masing
..............................................................................................................
9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
....................................................................................................
15
B.
Saran...............................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap orang ingin tumbuh, berkembang, sukses, dan
maju. Cinta yang pantas dan layak untuk
didukung. Manusia hanya suka fisik yang
membutuhkan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal yang layak. Manusia ada dimensi psikis yang juga harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Manusia
adalah fisik yang mempuryai pikiran, perasaan, mata hati, dan emosi. Tidak hanya manusia yang memiliki jati diri
sebagai manusia karena ia bersatu dengan kenyataan di sekitarnya. Manusia meminta komunikasi dan interaksi
dengan manusia lain, dan kebutuhan ini dapat dihindarkan. Dalam hubungan dengan orang lain, ini semua
yang ada dalam diri manusia baik fisik maupun psikis menjadi saling
berhubungan, berkomunikasi dan berkomunikasi. Dengan bantuan manusia,
melambangkan perasaannya, ekspresinya, keinginannya, emosinya dan pikiran-
pikirannya. Oleh karena itu, dalam usaha
mengembangkan diri pun melibatkan berbagai faktor baik dari dalam maupun dari
luar manusia itu sendiri. Mendukung
seseorang untuk mengembangkan dirinya, mengoptimalkan potensi yang dimilikinya,
berbeda-beda dan disetujui juga berasal dari diri sendiri. Terkadang diri Anda sendiri tidak menyangkal
atau tidak memahami potensi yang ada dalam diri Anda sendiri, sehingga tidak
mampu mengembangkan kemampuan atau potensi diri sendiri. Dengan mempertimbangkan pemahaman
yang benar terhadap potensi diri penting Tulisan singkat
ini akan mengungkapkan arti dan pentingnya pengembangan diri, pengembangan
diri, manajemen kepribadian, dan menuju kecerdasan emosional.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pertimbangan kepribadian manusia ?
2.
Bagaimana cara berperilaku dan memperlakukan
karyawan berdasarkan pribadi masing – masing ?
C. Tujuan
1.
Dapat mengetahui pertimbangan kepribadian
manusia
2.
Dapat mengetahui cara berperilaku dan
memperlakukan karyawan berdasarkan pribadi masing – masing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertimbangan Kepribadian Manusia
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berfikir, merasakan dan
berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan. Sikap atau karakter
yang muncul pada seseorang ketika bereaksi terhadap setiap rangsangan terbentuk
oleh tipe kepribadian yang mendasarinya. Secara teori, sejak 400 tahun SM
Hippocrates telah mengelompokkan kepribadian atau watak dasar manusia menjadi 4
tipe yaitu : Sanguinis (lincah, antusias, kreatif, rasa humor tinggi)
kelemahannya : mudah dipengaruhi, gelisah dan tergesa-gesa dan lemah
perencanaan. Koleris (percaya diri tinggi, dinamis, berani mengambil resiko,
disiplin ) kelemahan : suka mendominasi, menyerang, mengambil alih, tidak
toleran. Melankolis (penuh pertimbangan dan perincian, pendiam, perfeksionis,
standar tinggi, ekonomis) kelemahan : ragu, curiga, lambat mengambil keputusan.
Plegmatis (rendah hati, konsisten, santai, sabar, simpatik) kelemahan :
mudah menyerah, lamban, keras kepala. Keempat tipe tersebut tidak berdiri
sendiri, artinya seseorang bisa saja memiliki beberapa ciri yang ada dalam
tipe-tipe tersebut, tetapi tetap saja ada beberapa yang menonjol. Dan sikap
tersebut relatif permanen dan mudah sekali untuk diamati. Dengan demikian tanpa
mengetahui secara teoripun kita bisa mengenali (bermula dari mengamati)
kebiasaan-kebiasaan atau perilaku orang-orang sekitar kita, dan hal ini
sangatlah penting karena
dimaksudkan agar kita lebih bisa memperlakukan dan menempatkan mereka
dengan baik sesuai dengan karakternya, sehingga konflik dan ketidaknyamanan
bisa dihindari.
Bagaimana kita menempatkan diri dan bagaimana kita memperlakukan orang lain
pada dasarnya kembali pada niat baik kita bahwa kita harus bisa menjadi pribadi
yang menyenangkan bagi orang lain. Dan kita menyadari bahwa semua manusia mempunyai
kelemahan dan kelebihan. Mengenali kepribadian orang lain bukan untuk
menjatuhkan dengan kelemahannya, tetapi sebaliknya kita bisa mensupport
orang-orang sekitar kita untuk selalu berbuat yang terbaik, menutupi
kelemahannya, dan meraih kesuksesan. Pada akhirnya kita akan merasa enjoy di
manapun berada meskipun berhadapan dengan bermacam-macam karakter kepribadian.
Perilaku Individu dalam
Organisasi
1. Perilaku Individu
Perilaku individu
merupakan suatu perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu atau cara ia
bertindak terhadap suatu kegiatan dengan menggunakan keterlampilan atau otak
mereka. Adanya keterlampilan tidak terpisah dari latar belakang atau
pengetahuan. Di dalam suatu organisasi perilaku individu mencerminkan setiap
perilaku manajer terhadap bawahannya dimana jika ia memperlakukan bawahannya
denagn baik maka suatu hubungan antara bawahan dan atasan terjalin dengan baik
pula sehingga jalinan kerjasama di
dalam organisasipun bisa
berjalan dengan baik. Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007) Perilaku individu
adalah sesuatu yang dikerjakan seseorang, seperti berbicara dengan manajer,
mendengarkan rekan sekerja, menyusun laporan, mengetik memo, menempatkan unit
barang ke dalam gudang dan lain sebagainya. Perilaku merupakan fungsi interaksi
antara individu dengan lingkungannya.
Perilaku ditentukan oleh 2 faktor atau karakteristik, yaitu
karakteristik individu dan karakteristik lingkungan .
Karakteristik individu
yang berpengaruh terhadap perilaku individu : kemampuan, kebutuhan, kepercayaan,
pengharapan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik lingkungan (organisasi)
yang berpengaruh : hirarki, tugas, wewenang, sistem reward, sistem kontrol dan
lain sebagainya.
Dari teori kepribadian
yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, memberikan 3 komponen dasar perilaku
individu , diantaranya adalah :
- Konsepsi Id :
subsistem dari kepribadian yang merupakan sumber dan menampung semua
kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Libido dan
Agresi adalah elemen kepribadian dari unsur Id yang berkenaan dengan kata
hati, hasrat dan keinginan untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
- Konsepsi Ego :
mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-rinsip realitas dan
merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani
- sekaligus
mengendalikan (penengah) dua sisi lainnya (Id & Super Ego), dengan
cara berinteraksi dengan dunia atau lingkungan luar.
- Konsepsi Super Ego :
kekuatan moral dari personalitas yang merupakan sumber nilai, norma dan
etika yang dianut seseorang dan memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu
itu benar atau salah. Jika seseorang memiliki superego yang baik, maka
orang tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.
Perilaku individu tidak
hanya ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan dari lahir, tetapi juga
dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kompetensi) serta situasi lingkungan.
Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses pembelajaran.
- Perbedaan Individual
Setiap manusia berbeda
perilakunya karena :
Manusia berbeda karena
berbeda kemampuannya. Setiap manusia memiliki perbedaan dalam berperilaku
karena teori pertama menyatakan perbedaan itu dibawanya sejak lahir, teori
kedua karena proses penyerapan informasi yang berbeda dari individu tersebut.
bahkan kedua teori tersebut mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak.
Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan. Hal ini
merupakan bagian dari teori motivasi yang di temukan oleh para ilmuwan
psikologi seperti,
Maslow, Mcleland,McGregor,
dan lain-lain. yang pasti kebutuhan manusia menjadi motif secara intrinsik
individu tersebut dalam berperilaku. Manusia Berbeda karena mempunyai
lingkungan yang berbeda dalam mempengaruhinya. Faktor lingkungan sangat
berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang di buat oleh individu dapat
dipengaruhi dengan apa yang terjadi di luar dari dirinya dengan kata lain
motivasi exsternal berperan disini. lingkungan membentuk manusiam menjadi baik
kah atau menjadi jahat, ramah atau sombong, dan lain-lain.
Manusia berbeda mempunyai
masa depan sehingga cara berpikirnya pun berbeda. Setiap mimpi yang dibuat oleh
manusia mempengaruhi bagaimana individu tersebut berpikir dalam aktivitas
kesehariannya dan bagaiman individu tersebut bertindak untuk mencapai tujuan jangka
pendek atau jangka panjangnya. Faktor Like or Dislike with Something. Percaya
atau tidak faktor ini juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, apabila
seseorang tidak suka pada atasannya dalam memimpin, maka apapun yang dikatakan
atasan hanya merupakan masukan tidak langsung di lakukan. Faktor X. Faktor X
ini terjadi diluar kemampuan manusia artinya bahwa segal perilaku akan berubbah
oleh karena faktor alam yang tidak dapat di identifikasi penyebabnya. maka
apabial ada perubahan perilaku manusia dan tidak dapat di pahami penyebabnya
hal itu terjadi karena segala sesuatu telah di tentukan oleh Allah SWT.
Dari penjelasan diatas
dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan
berbeda, dari perbedaan
itu pula yang menyebabkan adanya interaksi sosial diantara manusia. Terkadang
manusia merasa nyaman dengan perbedaan tetapi ada juga yang tidak merasa nyaman
dalam perbedaan yang ada. Perbedaan individu berarti bahwa manajemen dapat
memperoleh motivasi terbesar dikalangan para pegawai dengan memperlakukan
mereka secara berbeda. Apabila bukan karena perbedaan individual tentu dapat
diterapkan standar tertentu yang berlaku untuk semua orang dalam hal manajemen
pegawai. Perbedaan individu mengharapkan bahwa keadilan dan kepantasan
perlakuan terhadap para pegawai sepantasnya bersifat individual.
Ø Pengertian Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah suatu kegiatan meningkatkan kemampuan diri
sendiri, berdasarkan pemahaman tentang potensi diri yang positif dan marmpu
mengangkat kepercayaan diri. Lebih mudah
bagi orang lain. Setiap orang tidak
memiliki yang sama satu dan lainnya Setiap orang juga harus 'menjadi diri
sendiri dan semua orang mendambakannya.
Kita adalah pribadi yang unik dan unik.
Kita sebagai manusia masih dalam proses yang berkembang untuk menjadi
lebih unik. Hal-hal yang membantu
perkuatan kita, kita bisa memanfaatkannya untuk menjadikan diri kita penuhi dan
unik, Kita bukan orang lain, bukan tiruan manusia lain. Tapi kita adalah kita. Oleh karena itu membiarkanlah diri kita
berkembang sekarang juga, karena waktu adalah kesempatan yang tidak akan
terulang kembali. Kita hanya memiliki
satu kehidupan. Hidup adalah hari ini
dan menuju hari esok, maka sekaranglah dirimu
yang khas dengan dirimu yang dikembangkan sekarang juga.
B. Cara Berperilaku Dan Memperlakukan Karyawan Berdasarkan Pribadi Masing –
Masing
Dalam menangani setiap individu dibutuhkan
cara yang berbeda. Dari hal tersebut, sebagai seorang pemimpin maupun bos, Anda
dapat melakukan berbagai pendekatan, diantaranya sebagai berikut. Membicarakan
persoalan yang terjadi dengan baik-baik, Hal pertama yang wajib Anda lakukan
apabila Anda menemukan salah satu karyawan Anda mulai malas-malasan bekerja,
banyak izin, deadline yang diberikan tidak dituruti adalah dengan berbicara
padanya secara baik-baik dahulu. Itu merupakan peringatan bagi Anda untuk
segera melakukan tindakan. Anda harus bisa membicarakan soal ini pada karyawan
tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan karyawan tersebut masih
dibutuhkan oleh perusahaan, Oleh karena itu, sebagai pemimpin, Anda juga
diwajibkan menjadi teladan yang baik bagi karyawan Anda, maka dari itu
bicarakan semuanya secara baik-baik dahulu. Tanyakan apa penyebab ia lupa
menunaikan kewajibannya. Sebisa mungkin, hindari tindakan mengakiminya tanpa
akar permasalahannya.
Bersikap Objektif dalam Menilai Persoalan,
Sebagai seorang pemimpin perusahaan, Anda berhak memberikan penilaian pada
karyawan Anda dari berbagai sudut pandang. Memang tidak ada yang sempurna di
dunia ini. Anda harus mengetahui seluk-beluk persoalannya dulu kemudian Anda
baru bisa
menilai. Dalam menilai seseorang, hindari penilaian
subjektif yang mengikutsertakan perasaan, misalnya saja karyawan tersebut
merupakan kerabat atau teman Anda sendiri. Dalam menilai karyawan tersebut,
hanya harus bersikap objektif. Lihatlah ulah apa yang dibuatnya serta
dampaknya, jangan melihat siapa yang melakukannya. Anda dituntut untuk adil
dalam menangani hal ini.
Melakukan Evaluasi, Selain itu, hal yang harus
Anda lakukan adalah mengumpulkan fakta-fakta di lapangan yang berkaitan dengan
karyawan ini. Pastikan masalah apa saja yang telah dibuat oleh karyawan
tersebut. Telusuri lebih dalam apakah tindakan karyawan tersebut berpengaruh
pada kinerja karyawan lain yang ada di lingkup perusahaan. Selanjutnya pastikan
bahwa karyawan tersebut tidak menimbulkan kerugian pada produktivitas tim atau
departemen tempat dia berada dan juga tidak ada kerusakan operasional yang
ditimbulkannya. Hal-hal tersebut merupakan bentuk tindakan preventif untuk
mengurangi kemungkinan timbulnya masalah yang lebih besar.
Ambil Tindakan Nyata untuk Menuntaskan
Problematika, Ketika Anda sudah mengetahui tindakan apa yang harus Anda ambil,
segera lakukan dengan segera tanpa menunda-nunda. Hal ini akan mempercepat
penyelesaian masalah. Di lain sisi, mungkin Anda merasa tidak enak hati, namun
sebagai pemimpin Anda harus bersikap tegas. Coba lakuakan pembicaraan empat
mata mengenai permasalahan yang ada dengan karyawan yang bersangkutan. Anda
bisa memilih membicarakannya di luar area kantor karena itu akan terlihat lebih
santai dan
mengurangi kesan menghakimi serta bisa meredam ketegangan
diantara kalian. Jika karyawan Anda terbukti salah maka Anda patut
memberikannya hukuman. Hukuman yang Anda berikan juga merupakan salah satu cara
untuk mendisplinkan karyawan Anda. Anda bisa memberikan hukuman seperti
pemangkasan upah atau pun gaji. Hal ini diyakini bisa membuat mereka jerah.
Selalu Sebarkan Motivasi, Motivasi merupakan
hal sangat dibutuhkan oleh semua orang dan sebagai pemimpin, Jika karyawan itu
sadar akan kesalahannya, maka Anda patut memotivasi karyawan Anda agar lebih
giat bekerja. Ingatkan dia bahwa dalam sebuah perusahaan dibutuhkan hubungan
yang harmonis antara pemimpin dan karyawan dalam mencapai visi-misi perusahaan.
Lalu, untuk hal yang lebih pribadi Anda juga bisa mengingatkannya tentang
keluarga yang ingin dibahagiakannya. Untuk memperbaiki sebuah hubungan dengan
mempererat kerja sama tim, Anda dapat mengajaknya melakukan hal-hal santai
seperti, liburan bersama, outbond bersama, makan malam bersama, atau melakukan
rapat di luar kantor. Hal itu tentu saja untuk menyemangati karyawan dan agar
kerja sama tim yang Anda pimpin jadi semakin erat. Tindakan ini juga
menunjukkan bahwa Anda adalah seorang pemimpin yang peduli dengan karyawan. Bisa
ditarik kesimpulan bahwa dalam menghadapi karyawan pembangkang adalah dapat
dilakukan dengan cara yang lebih positif tanpa melibatkan kekerasan. Karena
pada dasarnya kekerasan malah akan menimbulkan pemberontakan yang lebih parah.
Sebagai seorang pemimpin, Anda harus selalu menyebarkan sisi positif dan
menghadapi
segala persoalan yang ada di kantor dengan kepala dingin.
Atasan yang bijaksana dan berpendirian tegas akan selalu dihormati bawahannya.
Namun Anda harus ingat bahwa tegas disini bukan tegas secara otoriter melainkan
tegas yang mampu membimbing dan mengarahkan karyawannya. Meskipun begitu,
penerapan hukuman pada karyawan pembangkang tersebut sangat dibutuhkan untuk
mendidik dan juga memberikan efek jerah.
Perilaku adalah cara bertindak yang
menunjukkan tingkah laku seseorang dan merupakan hasil kombinasi antara
pengembangan anatomis, fisiologis dan psikologis (Kast dan Rosenweig,1995). Terdapat
tiga komponen yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu komponen kognitif,
afektif, dan konatif.
Ø Komponen kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa
yang diketahui manusia.
Ø Komponen afektif merupakan aspek emosional.
Ø Komponen konatif adalah aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan
dan kemauan bertindak.
Unsur perilaku terdiri
atas perilaku yang tidak nampak seperti pengetahuan (cognitive) dan sikap
(affective), serta perilaku yang nampak seperti keterampilan (psychomotoric)
dan tindakan nyata (action). Pola perilaku setiap orang bisa saja berbeda
tetapi proses terjadinya adalah mendasar bagi semua individu, yakni dapat
terjadi karena disebabkan, digerakkan dan ditunjukkan pada sasaran (Kast dan
Rosenweig, 1995).
Dewasa ini banyak psikolog
sosial berasumsi bahwa, perilaku dipengaruhi oleh tujuannya. Tujuan perilaku
ini tidak hanya dipengeruhi oleh sikap seseorang tetapi juga oleh harapan
lingkungan sosialnya terhadap perilaku tersebut, norma- norma subyektif, serta
kemampuannya untuk melakukan perilaku itu, yakni penilaian perilaku sendiri
(Van Den Ban dan Hawkins, 1999). Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003).
Dikemukakan oleh Skinner,
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon. Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior)
sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks.
Berbicara tentang perilaku, manusia itu unik /khusus. Artinya tidak sama antar
dan inter manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun
kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya tujuan
tertentu. Adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan muncul
motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku , baru tujuan tercapai
dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan
berikutnya atau kebutuhan
lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia.
Dinyatakan oleh Albert Bandura
(1986) suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus dapat memberikan
informasi bagaimana peran perilaku itu terhadap lingkungan dan terhadap
individu atau organisme yang bersangkutan. Perilaku lingkungan dan individu itu
sendiri saling berinteraksi satu sama lain. Ini berarti bahwa perilaku individu
dapat mempengaruhi individu itu sendiri, disamping itu perilaku juga
berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan, dapat mempengaruhi
individu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian
merupakan pola khas seseorang dalam berfikir, merasakan dan berperilaku yang
relatif stabil dan dapat diperkirakan. Sikap atau karakter yang muncul pada
seseorang ketika bereaksi terhadap setiap rangsangan terbentuk oleh tipe
kepribadian yang mendasarinya. Secara teori, sejak 400 tahun SM Hippocrates
telah mengelompokkan kepribadian atau watak dasar manusia menjadi 4 tipe yaitu
: Sanguinis (lincah, antusias, kreatif, rasa humor tinggi) kelemahannya : mudah
dipengaruhi, gelisah dan tergesa-gesa dan lemah perencanaan. Koleris (percaya
diri tinggi, dinamis, berani mengambil resiko, disiplin ) kelemahan : suka
mendominasi, menyerang, mengambil alih, tidak toleran. Melankolis (penuh
pertimbangan dan perincian, pendiam, perfeksionis, standar tinggi, ekonomis)
kelemahan : ragu, curiga, lambat mengambil keputusan.
B.
Saran
Dalam meningkatkan kinerja dalam prilaku organisasi kita
hendaknya tahu betul apa itu kepribadian seseorang sehingga dalam proses
pengorganisasian tidak terjadi kesalahan dalam perekrutan di organisasi nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38234857/Kepribadian_dan_Nilai
http://kepribadiandalamperilakuorganisasi.blogspot.com/2015/09/kepribadian.html?m=1
https://iwan-share-materi.blogspot.com/2017/01/makalah-perilaku-organisasi-peran.html?m=1
http://iraitha.blogspot.com/2014/02/makalah-kepribadian-dan-pengaruhnya.html?m=1
No comments:
Post a Comment