1. Jelaskan dan uraikan secara benar urutan langkah - langkah penelitian tindakan partisipatori menurut Hanurawan ( 2012 ).
Jawaban :
Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Partisipatoris
Hanurawan (2012) menyatakan bahwa urutan pokok langkah-langkah penelitian tindakan partisipatoris adalah.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan melalui proses diskusi di mana kelompok partisipan penelitian dapat mengajukan beberapa masalah yang menjadi perhatian dan minat bersama. Langkah ini dilakukan secara bersama-sama antara peneliti dan kelompok partisipan sebagai suatu proses analisis kebutuhan akan perubahan dan pengembangan terkait masalah-masalah tersebut.
2. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan oleh peneliti bersama kelompok partisipan sebagai suatu usaha untuk merancang suatu tindakan yang dapat memberikan perbaikan dan perubahan terhadap masalah-masalah mereka.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan langkah di mana suatu rencana perbaikan atau perubahan dapat diterapkan atau dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan ini, dilakukan suatu pengamatan terhadap proses dan hasil dari tindakan perbaikan atau perubahan tersebut.
4. Refleksi dan Evaluasi Hasil Tindakan
Setelah diperoleh hasil pengamatan terhadap proses maupun hasil dari tindakan maka dilakukan refleksi guna melakukan suatu penilaian dan perencanaan ulang.
Gambar Langkah Pokok Penelitian Tindakan Partisipatoris, merujuk pada (Hanurawan, 2012)
Populer Post :
2. Sebutkan dan jelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian tindakan partisipasi ( masing - masing 10 ).
Jawaban :
Kekuatan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Partisipatoris
Penelitian tindakan partisipatoris sebagai penelitian yang berupaya untuk melakukan perubahan tentunya banyak memiliki kekuatan sehingga patut untuk diaplikasikan dalam penelitian. Adapun kekuatan yang dimiliki penelitian tindakan partisipatoris (dalam Danley & Ellison, 1999; Foeday, 2011) adalah.
1) Penelitian tindakan partisipatoris interaktif dan demokratis.
Dalam proses penelitian ini, peneliti dan kelompok masyarakat partisipan dianggap sebagai rekan. Peneliti dan kelompok partisipan berkolaborasi untuk menentukan cara efektif yang sesuai dengan nilai-nilai kerja sosial dan praktik sosial itu sendiri dalam mengatasi masalah-masalah sosial.
2) Penelitian tindakan partisipatoris mengajarkan untuk saling menghormati dalam hal pengalaman dan keahlian.
Penelitian tindakan partisipatoris memiliki dua tokoh utama dalam proses penelitian yaitu partisipan dan para peneliti (profesional). Masing-masing tokoh tersebut memiliki kontribusi yang unik dan sama penting. Peneliti (profesional) menyumbangkan pengetahuan mereka untuk proses penelitian, sedangkan pertisipan mengungkapkan pemahaman dan pengalaman mereka yang unik terkait masalah-masalah yang ada. Dalam penelitian ini terjadi suasana saling hormat dan menjaga hubungan kerja antara peneliti dan partisipan karena salah satu tidak kurang penting daripada yang lain, dan tidak dapat saling menggantikan yang lain.
3) Adanya rasa tanggung jawab bersama dalam penelitian tindakan partisipatoris
Dalam suatu pengambilan keputusan, penelitian tindakan partisipatoris selalu melibatkan seluruh pihak yang terlibat. Keterlibatan secara maksimal ini selalu meyiratkan rasa tanggung jawab bersama dalam memastikan proses berlangsungnya penelitian.
4) Adanya semangat emansipatoris dalam penelitian tindakan partisipatoris
Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha untuk mendorong terciptanya suatu perbaikan atau perubahan kehidupan sosial masyarakat. Dalam hubungannya dengan partisipan/kelompok masyarakat, penelitian ini selalu memberi dorongan kepada para
partisipan untuk mampu melakukan kontrol terhadap tindakan atau praktiknya sehingga terciptalah suatu perbaikan yang diharapkan.
5) Adanya pemberdayaan masyarakat yang bersifat reflektif
Penelitian ini dalam praktiknya selalu berusaha untuk mengikutsertakan kelompok masyarakat untuk kritis terhadap masalah-masalah sosial yang ada, kemudian secara bersama-sama membuat strategi perubahan. Keberhasilan dari rencana tersebut juga melibatkan masyarakat terutama dalam hal praktik-praktik/tindakan yang sesuai dengan perubahan itu sendiri. Dalam hal ini, kelompok masyarakat turut serta dalam merefleksikan hasil dari tindakannya tersebut, apakah sudah berkontribusi terhadap perubahan sosial atau belum.
6) Mampu untuk engidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
Penelitian partisipatoris menjamin bahwa pusat perhatian evaluasi pada pertanyaan-pertanyaan yang diungkapkan kepada responden memiliki sifat lokal yang relevan dalam memenuhi kebutuhan perencana program dan orang-orang yang memperoleh keuntungan dari program.
7) Memberdayakan Peserta
Suatu pendekatan partisipatif pada hakekatnya adalah implementasi daripada contoh pemberdayaan masyarakat karena pendekatan ini mendaku bahwa hak bagi penduduk lokal untuk mengawasi dan terlibat dalam proses pembuatan keputusan dan melaksanakan keputusan itu.
8) Membangun Kapasitas
Melakukan penelitian partisipatoris berarti meningkatkan pembelajaran bagi para peserta dan merupakan kesempatan untuk memperkenalkan dan memperkuat ketrampilan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program.
9) Menumbuhkan pemimpin-pemimpin dan membangun tim
Riset partisipatoris pada dasarnya ialah proses membangun tim dan komitmen peserta melalui penelitian kolaboratif/bersama, ini penting dan menjadi salah satu kelebihan metode ini.
10) Melangsungkan pertumbuhan dan pembelajaran organisasi
Akhirnya, penelitian partisipatoris bukan hanya berminat di dalam penemuannya; evaluasi partisipatoris difokuskan pada terciptanya proses pembelajaran.
Selain memiliki kekuatan dalam praktik penelitian tindakan partisipatoris (dalam Danley & Ellison, 1999; Foeday, 2011) tentunya juga tidak lepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang dimiliki, diantaranya.
1) Ozanne & Saatcioglu (dalam Foeday, 2011) menyatakan bahwa penelitian tindakan partisipatoris dianggap gagal memasukkan kelompok-kelompok minoritas seperti wanita dalam budaya patriarkal tradisional. Kekhawatiran ini memang sangat disoroti dari sudut pandang kritis reflektif.
2) Gray (dalam Foeday, 2011) menyatakan bahwa penelitian tindakan partisipatoris dianggap penelitian yang dapat menghabiskan waktu yang panjang.
3) Gray (dalam Foeday, 2011) juga menyatakan bahwa hasil temuan penelitian tindakan partisipatoris dan jenis penelitian kualitatif lainnya sulit untuk digeneralisasikan mengingat ukuran sampel yang relatif kecil dengan keunikan masalah-masalah yang diteliti.
4) Bradbury & Reason (dalam Foeday, 2011) menyatakan bahwa ketidakamanan dan ketidaksabaran serta pengalaman tentang proses penelitian tindakan partisipatoris dapat mengurangi keabsahan proses. Ketika orang merasa tidak aman dan tidak sabar dalam proses penelitian tindakan partisipatoris tentunya akan mempengaruhi partisipasi mereka dan tentunya juga akan mempengaruhi hasil studi penelitian ini.
5) Adanya kemungkinan bahwa partisipan merahasiakan masalah jika anggota tim peneliti tidak memiliki akses data pada orang-orang tersebut (Danley & Ellison, 1999).
6) Adanya ketakutan bahwa kekuatan kebersamaan antara peneliti dan partisipan dalam penelitian tindakan partisipatoris disalahgunakan untuk mengkompromikan kualitas program penelitian. Berdasarkan proyek penelitian tindakan partisipatoris, banyak ditemukan bahwa akhirnya hasil penelitian yang berupa publikasi pada jurnal profesional hanya sekadar untuk mempertahankan reputasi suatu organisasi (Danley & Ellison, 1999).
7. Memakan waktu lama, lantaran si peneliti haruslah terlibat secara akhtif dalam menyusun program sampai dengan proses selesainya program sebagai upaya untuk memperoleh hasil-hasil relevan yang bisa dipergunakan masyarakat.
8. Biaya yang mahal (banyak), pada proses penelitian ini juga mamakan biaya yang mahal. Lantaran si peneliti bertangung jawab atas terjadinya program, oleh karena itulah sebagai upaya mengatasinya diperlukan dana sponsor dari perusahaan, organisasi pemerintahan, atau yang lainnya
9. Penelitian ini memerlukan komitmen yang berujung kepada lamanya proses penelitian.
10. Rawan perbedaan pendapat. Dibutuhkan demokrasi dalam kelompok penelitian
tindakan untuk mendapatkan kemufakatan kesimpulan.
3. Uraikan perbedaan penelitian penelitian tindakan partisipasi dengan penelitian tradisional ( sebanyak - banyaknya).
Jawaban :
Perbandingan Penelitian Tindakan Partisipatoris dengan Penelitian Tradisional (Konvensional)
Perbandingan antara penelitian tindakan partisipatoris dengan penelitian tradisional (dalam Danley & Ellison, 1999; Foeday, 2011) adalah.
1. - Penelitian tindakan partisipatoris mendukung kebenaran asumsi bahwa pengetahuan adalah relatif, tidak pasti, berkembang, kontekstual dan penuh nilai-nilai syarat.
- Penelitian tradisional justru cenderung memandang pengetahuan sebagai sesuatu yang pasti kebenarannya.
2. - Penelitian tindakan partisipatoris menekankan pada belajar dari dan belajar tentang subyek penelitian.
- Penelitian tradisional menekankan pada belajar tentang subyek penelitian.
3. - Pada penelitian tindakan partisipatoris, peneliti bertindak sebagai konsultan atau pendidik.
- Pada penelitian tradisional, peneliti bertindak sebagai peneliti profesional (ahli).
4. - Pada penelitian tindakan partisipatoris, terdapat asumsi bahwa penelitian yang baik harus mempunyai masukan dari orang dalam yaitu orang-orang yang sedang diteliti.
- Pada penelitian tradisional, terdapat asumsi bahwa penelitian terbaik adalah penelitian yang dilakukan oleh pihak luar.
5. - Pada penelitian tindakan partisipatoris, subyek penelitian mempunyai peran ganda yaitu sebagai subyek dan peneliti.
- Pada penelitian tradisional, subyek penelitian hanya mempunyai satu peran yaitu sebagai subyek penelitian saja.
6. - Pada penelitian tindakan partisipatoris, subyek penelitian turut serta dalam konseptualisasi, desain, implementasi dan interpretasi dari penelitian.
- Pada penelitian tradisional, subyek hanya pasif sebagai objek penelitian, dan tidak berkontribusi pada proses penelitian.
7. - Pada penelitian tindakan partisipatoris, subyek penelitian bertindak sebagai agen perubahan yaitu mengubah temuan awal penelitian ke dalam kebijakan, program, atau inisiatif baru penelitian.
- Pada penelitian tradisional keterlibatan subyek penelitian berakhir ketika proses pengumpulan data selesai.
8. - Paradigma penelitian tindakan partisipatoris sangat cocok untuk studi kualitatif, etnografi, dan studi tentang pengalaman yang menyimpang.
- Paradigma penelitian tradisional sangat cocok untuk penelitian eksperimental.
9. - Pada penelitian tindakan partisipatoris, agenda penelitian dibentuk langsung oleh para pendukung perubahan, termasuk kaum pengguna layanan atau jasa.
- Pada penelitian tradisional, agenda penelitian dibentuk oleh para profesional dan kaum sosial-politik.
4. Sebutkan dan jelaskan prinsip - prinsip penelitian tindakan partisipasi yang kalian ketahui sekurang kurangnya 10 prinsip.
Jawaban :
PRINSIP-PRINSIP PARTISIPATION ACTION RESEARCH (PAR)
Terdapat 16 prinsip kerja Partisipation Action Research (PAR) yang menjadi karakter utama dalam implementasi kerja PAR bersama komunitas. Adapun 16 prinsip kerja tersebut menurut Agus Affandi adalah terurai sebagai berikut:
1. Sebuah praktek untuk meningkatkan dan meperbaiki kehidupan sosial dan praktek-prakteknya, dengan cara merubahnya dan melakukan refleksi dari akibat perubahan-perubahan itu untuk melakukan aksi lebih lanjut secara berkesinambungan.
2. Secara kesuluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) membentuk sebuah siklus (lingkaran) yang berkesinambungan dimulai dari: analisa social, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi (teoritik pengalaman) dan kemudian analisis sosial kembali begitu seterusnya mengikuti proses siklus lagi. Proses dapat dimulai dengan cara yang berbeda.
3. Kerjasama untuk melakukan perubahan: melibatkan semua pihak yang memiliki tanggung jawab (stakeholder) atas perubahan dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dan secara terus-menerus memperluas dan memperbanyak kelompok kerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam persoalan yang digarap.
4. Melakukan upaya penyadaran terhadap komunitas tentang situasi dan kondisi yang sedang mereka alami melalui pelibatan mereka dalam berpartisipasi dan bekerjasama padasemua proses research, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Proses penyadaran ditentukan pada pengungkapan relasi sosial yang ada di masyarakat yang bersifat mendominasi, membelenggu, dan menindas
5. Suatu proses untuk membangun pemahaman situasi dan kondisi social secara kritis yaitu, upaya menciptakan pemahaman bersama terhadap situasi dan kondisi yang ada di masyarakat secara partisipatif menggunakan nalar yang cerdas dalam mendiskusikan tindakan mereka dalam upaya untuk melakukan perubahan social yang cukup signifikan.
6. Merupakan proses yang melibatkan sebanyak mungkin orang dalam teoritisasi kehidupan social mereka. Dalam hal ini masyarakat dipandang lebih tahu terhadap persoalan dan pengalaman yang mereka hadapi untuk pendapat-pendapat mereka harus dihargai dan solusi-solusi sedapat mungkin harus diambil dari mereka sendiri berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
7. Menempatkan pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi sosial individu maupun kelompok untuk diuji. Apapun pengalaman, gagasan, pandangan dan asumsi tentang institusi-institusi social yang dimiliki oleh individu maupun kelompok dalam masyarakat harus siap sedia untuk dapat diuji dan dibuktikan keakuratan dan kebenarannya bedasarkan fakta-fakta,bukti-bukti dan keterangan-keterangan yang diperoleh di dalam masyarakat itu sendiri.
8. Mensyaratkan dibuat rekaman proses secara cermat. Semua yang terjadi dalam proses analisa sosial, harus direkam dengan berbagai alat rekam yang ada atau yang tersedia untuk kemudian hasil rekam-rekam itu dikelola dan diramu sedemikian rupa sehingga mampu mendapatkan data tentang pendapat, penilaian, reaksi dan kesan individu maupun kelompok sosial dalam masyarakat terhadap persoalan yang sedang terjadi secara akurat, untuk selanjutnya analisa kritis yang cermat dapat dilakukan terhadapnya.
9. Semua orang harus menjadikan pengalamannya sebagai objek riset. Semua individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat didorong untuk mengembangkan dan meningkatkan praktek-praktek sosial mereka sendiri bedasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang telah dikaji secara kritis.
10. Merupakan proses politik dalam arti luas.diakui bahwa riset aksi ditujukan terutama untuk melakukan perubahan sosial di masyarakat. Karena itu mau tidak mau hal ini akan mengancam eksistensi individu maupun kelompok masyarakat yang saat itu sedang memperolah kenikmatan dalam situasi yang membelenggu, menindas, dan penuh dominasi. Agen perubahan sosial harus mampu menghadapi dan meyakinkan mereka secara bijak, bahwa perubahan sosial yang akan diupayakan bersama adalah demi kepentingan mereka
sendiri di masa yang akan datang.
11. Mensyaratkan adanya analisa relasi sosial secara kritis. Melibatkan dan memperbayak kelompok kerjasama secara partisipatif dalam mengurai dan mengungkap pengalaman-pengalaman mereka dalam berkomunikasi, membuat keputusan dan menemukan solusi, dalam upaya menciptakan kesefahaman yang lebih baik, lebih adil, dan lebih rasionak terhadap persoalan –persoalan yang sedang terjadi di masyarakat, sehingga relasi sosial yang ada dapat diubah menjadi relasi sosial yang lebih adil, tanpa dominasi, dan tanpa belengggu.
12. Memulai isu-isu kecil dan mengkaitkan dengan relasi-relasi yang lebih luas. Penelitian sosial berbasis PAR harus memulain penyelidikannya terhadap sesuatu persoalan yang kecil untuk melakukan perubahan terhadapnya betapapun kecilnya, untuk selanjutnya melakukan penyelidikan terhadapsuatu persoalan berskala yang lebih besar dengan melakukan perubahan yang lebih besar pula dan seterusnya. Kemampuan dalam meneliti dan melakukan perubahan dalam suatu persoalan betapapun kecilnya merupakan indicator kemampuan awal seorang fasilitator dalam menyelesaikan persoalan yang lebih besar.
Baca Juga :
13. Memulai dengan siklus proses yang kecil. (analisa sosial, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi, analisa sosial, dst.). melalui kajian yang cermat dan akurat terhadap suatu persoalan berangkat dari hal yang terkecil akan diperoleh hasil-hasil yang merupakan pedoman untuk melangkah selanjutnya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih besar.
14. Memulai dengan kelompok sosial yang kecil untuk berkolaborasi dan secara lebih luas dengan kekuatan-kekuatan kritis lain. Dalam melakukan proses PAR peneliti harus memperhatikan dan melibatkan kelompok kecil di masyarakat sebagai partner yang ikut berpartisipasi dalam semua proses penelitian meliputi analisa sosial, rencana aksi, aksi evaluasi dan refleksi dalam rangka melakukan perubahaan sosial. Selanjutnya partisipasi terus diperluas dan diperbanyak melalui perlibatan dan kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar untuk mengkritisi terhadap proses-proses yang sedang berlangsung.
15. Mensyaratkan semua orang mencermati dan membuat rekaman proses. PAR menjunjung tinggi keakuratan fakta-fakta, data-data dan keteranganketerangan langsung dari individu maupun kelompok masyarakat mengenai situasi dan kondisi pengalaman mereka-mereka sendiri, karena itu semua bukti-bukti tersebut seharusnya direkam dan dicatat mulai awal sampai akhir oleh semua yang terlibat dalam proses perubahan sosial untuk mengetahui proses perkembangan dan perubahan sosial yang sedang berlangsung, dan selanjutnya melakukan refleksi terhadapnya sebagai landasan untuk melakukan perubahan sosial berikutnya.
16. Mensyaratkan semua orang memberikan alasan rasional yang mendasari kerja sosial mereka. PAR adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang mendasarkan dirinya pada fakta-fakta yang sungguh-sungguh terjadi di lapangan. Untuk itu proses pengumpulan data harus dilakukan secara cermat untuk selanjutnya proses refleksi kritis dilakukan terhadapnya, dalam upaya menguji seberapa jauh proses pengumpulan data tersebut telah dilakukan sesuai dengan standar baku dalam penelitian sosial.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment